Mohon tunggu...
Riezky Oktorawaty
Riezky Oktorawaty Mohon Tunggu... -

Menulis di #ColoursOfLife |pekerjakan 26 huruf | pengepul kata #AtoZ - #AMOR | penikmat Kopi Hitam & #DjiSamSoe | FlashFictionku: Nikmati Saja! & @GincuMerah_

Selanjutnya

Tutup

Catatan

BER3.1.7AN

28 Agustus 2011   05:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JUDUL BUKU  : BER3.1.7AN PENULIS           : Gadis Imaniar, Kika Dhersy Putri, Vika Wisnu EDITOR              : Mulyawan Karim PENERBIT         : Buku Kompas, Jakarta CETAKAN          : I, Agustus 2011 TEBAL                 : 179 Halaman Ada 11 judul dan 21 cerita. Membuka halaman daftar isi, kita sudah dikejutkan dengan judul-judul yang sama. Buku dengan konsep lain dan belum pernah ada. Tak berlama-lama kita dihadapkan pada cerita pertama dengan dua penulis, lebih tepatnya dua versi penulisan. Kika sebagai pembuka dan kemudian di lanjut oleh tulisan Vika. Lalu apa tugas Gadis? Ternyata dia adalah si pembuat ide atau judul cerita. Mungkin tulisan Gadis hanya 1 halaman, tapi tulisan ide dia di Kaleng Bekas dan Pinang Merah bukan sekedar "memerintah'" Kika dan Vika untuk membuat cerita utuh, ada pesan yang ingin disampaikan Gadis yang kemudian semakin jelas saat dua versi cerita tercipta. Demi mengenal ciri khas tulisan Kika dan Vika, membaca tidak berurutan sesuai halaman, yaitu dengan  membaca cerita versi Kika terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan versi Vika, membuat kita berada di dunia berbeda. Kika dengan ke-"liar"-an nya selalu membuat jantung berdetak lebih kencang dan bahkan mandeg saat membaca ending yang di luar dugaan. Sedangkan cerita Vika mampu menjadi penetralisir ke-"liar"-an Kika, yaitu dengan gaya penulisan yang tenang pun  kalem namun tetap dengan ending yang sangat di harapkan Gadis, bahkan lebih. Semakin dikejutkan dengan cerita ke-21, cerita yang tidak melibatkan peranan Gadis si penentu ide. Uniknya cerita ini tiap paragrafnya ditulis bergantian antara Kika dan Vika. Di sini tak terlihat lagi mana gaya penulisan Kika ataupun Vika. Melebur atas nama persahabatan dan dipersembahakan untuk Gadis. Cerpen dengan ruang yang sempit ternyata tidak membatasi mereka mencipta semesta luas. Banyak pesan dalam buku ini. Gadis Bukan Dia versi Kika menyadarkan kita akan realita hidup bukan sekedar khayalan atau mimpi. Namun mantra sihir Vika di Bau Kaki Laki-Laki boleh di coba. Dan jangan asal berdoa, semoga saja doa bisa kita revisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun