2. Soal desain mobil menurut saya justru desain karya anak-anak Indonesia jauh lebih menarik untuk pasaran lokal.
3. Potensi pasar Indonesia lebih mengapresiasi produk yang memiliki branding kuat dalam dunia otomotif seperti Eropa, Jepang, Korea maupun AS oleh karena itu meskipun secara teknologi lebih mumpuni dari negeri sebelah kehadiran produk India ataupun China yang merupakan pemain baru tak mampu memalingkan minat pasar dengan baik, mereka hanya mampu menguasai sekitar 1-2 persen saja dari pasar otomotif Indonesia. Sedangkan mobil protolan yang bukan 100% karya negeri jiran ini dapat dipastikan akan sulit bersaing kecuali kalau mereka memilih Indonesia sebagai bentuk ekspansi perusahaan dalam meningkatkan kuantitas produksi untuk pasar ekspor mungkin akan lain ceritanya.
Pada prinsipnya ada apa dan kenapa Indonesia harus melakukan kerjasama bisnis “mobil protolan” lalu sebenarnya apa yang harus dicapai dari kerjasama tersebut, memang kehadiran pemerintah pada proses penandatanganan MOU dengan Proton sedikit banyak telah mencederai hati rakyat Indonesia, soal mobnas (mobil nasional) semangat pemerintah sangat begitu kontradiktif jika dibandingkan saat beliau masih menjadi orang nomor wahid disolo, hal ini telah menunjukkan bahwa memang benar kalau perhatian pemerintah selama ini sangat minim, sikap seperti ini seakan ingin membungkam daya saing & tumbuh kembangnya aset masa depan bangsa, pahamilah bahwa keterbatasan dukungan pemerintah tak membuat semangat anak-anak Indonesia berhenti untuk terus berinovasi dalam menunjukan kualitasnya mengembangkan mobil dengan berbagai tipe hingga model mobil masa depan seperti electric car.
Harus ada komitmen yang kuat serta apresiasi tinggi dari pemerintah untuk memfasilitasi seluruh aset bangsa dalam memberikan sebuah karya terbaiknya untuk negeri ini tanpa harus membunuhnya dengan berbagai kebijakan yang mereduksi daya saing Indonesia didunia internasional terutama di kawasan ASEAN.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H