Mohon tunggu...
Rietma DantiAyuningtyas
Rietma DantiAyuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

cooking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan dan Persamaan Asumsi Dasar antara Pandangan Realisme, Neo-Realisme, Liberalisme, & Neo-Liberalisme

19 Oktober 2024   18:35 Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan Teori dalam Hubungan Internasional sangat penting untuk dipelajari karena memiliki fungsi yaitu untuk memudahkan analisis tentang bagaimana fenomena dalam lingkup HI itu bisa terjadi, sehingga fenomena tersebut dapat dimengerti dan dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai makna dan masuk akal. Selain itu, teori HI juga dapat memprediksi peristiwa dan dampak apa yang akan terjadi dimasa depan dengan melihat pola-pola sebelumnya, sehingga teori juga dapat mempengaruhi atau sebagai penentu sebuah kebijakan yang akan dibuat. Seperti yang kita ketahui bahwa Realisme dan Liberalisme memiliki sudut pandang yang terbilang bertolak belakang, juga teori turunannya yaitu Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme. Oleh karena itu, artikel ini akan menjelaskan mengenai perbedaan dan persamaan dari ke 4 teori tersebut.

Perbedaan antara Realisme & Neo-Realisme, Liberalisme & Neo-Liberalisme

Dalam pandangan Realisme dan Neo-Realisme aktor utama dalam HI adalah Negara dan isu utama keduanya yaitu keamanan nasional atau kekuatan militer, meskipun memiliki asumsi dasar yang sama, namun keduanya memiliki perbedaan, yaitu Realisme menjelaskan bahwa perilaku suatu negara tergantung pada kondisi masing-masing elitnya yang pada dasarnya semua manusia mempunyai sifat jahat yang mempengaruhi sistem pengambilan keputusan sehingga konflik tidak dapat dihindari dalam politik internasional. Daripada itu Neorealisme memilih untuk melihat dari sifat dasar manusia yang konfliktual dihadapkan pada kondisi sistem internasional yang anarki (tidak ada yang bisa menghukum kejahatan suatu negara dalam sistem internasional) membuat negara-negara mengalami kondisi saling curiga dan memaksa negara untuk bertindak agresif.

Berbeda dengan Realisme dan Neo-Realisme, maka Liberalisme dan Neo-Liberalisme berpandangan bahwa aktor penting dalam HI yaitu Negara dan aktor-aktor Non-Negara (negara bukan satu-satunya aktor) dan juga menekankan pada kerjasama. Apabila Liberalisme berpandangan bahwa semua manusia itu baik-baik saja, yang artinya keyekinan tersebut dapat membangun rasa kepercayaan antar negara agar dapat menjaga perdamaiana dunia. Selain itu, Liberalisme juga menekankan bahwa ekonomi sama pentingnya dengan isu militer. Sedangkan Neo-Liberalisme sendiri mengakui bahawa sistem internasional memiliki struktur anarki dan berpandangan negara merupakan aktor yang rasional. Meski demikian, neo-liberalisme tetap menjadikan kerjasama antarnegara sebagai fokus perhatian walaupun dalam situasi sistem internasional yang anarkis. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa prinsip utama neoliberalisme ialah optimisme terhadap kemungkinan kerjasama dibawah sistem internasional yang anarkis. JIka neorealisme yang skeptis terhadap kerjasama dibawah sistem internasional yang anarki, sebaliknya dengan neoliberaslime yang justru melihat bahwa terdapat peluang kerjasama terutama melalui fasilitasi institusi internasional. 

Persamaan antara Realisme & Neo-Realisme, Liberalisme & Neo-Liberalisme

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Realisme & Neo-Realisme  sama-sama menjadikan negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional. Keduanya juga memandang bahwa ciri khas politik internasional adalah adanya upaya untuk mencari dan berkompetisi memperebutkan kekuasaan (realpolitik). 

Kemudian Liberalisme & Neo-Liberalisme yang memiliki persamaan asumsi dasar bahwa negara dan aktor non negara dapat melakukan kerjasama untuk mendapatkan keuntungan. Keduanya juga berpandangan bahwa Organisasi internasional dan bentuk-bentuk institusi internasional dapat menjadi media yang memfasilitasi terjalinnya kerjasama antarnegara yang saling menguntungkan itu. 

Lalu, apakah dari empat teori tersebut memiliki kesamaan? Jawabannya ya, karena dibalik pandangan-pandangan yang mungkin bertolak belakang tersebut tetap memiliki tujuan yang sama yaitu melindungi keamanan nasional dan menjaga perdamaian dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun