Berbicara Bumi Serambi Mekah yang terletak di ujung pulau sumatera selalu ada sisi menarik untuk dibahas walaupun di sisi lainnya akan membawa kita pada masa silam dengan bencana tsunami Aceh yang terjadi di akhir tahun 2004 lalu dimana telah memporak poranda negeri serambi mekah dalam waktu sekian detik saja, semuanya terjadi begitu cepat di minggu pagi yang indah tanggal 26 Desember 2004 silam sekitar pukul 07.50 WIB di kawasan Aceh bagian barat dan sekitarnya terjadi guncangan gempa dahsyat sebesar 9,1 hingga 9,3 SR berpusat di 20-25 kilometer barat daya Sumatera hingga terjadi bencana tsunami yang dahsyat.Â
Di balik musibah yang terjadi selalu ada hikmah bisa dipetik supaya kita bisa saling bergotong royong atau membantu para saudara kita yang terkena dampak bencana yang terjadi. Pasca bencana tsunami yang telah melumpuhkan berbagai sektor perekonomian di Aceh salah satunya pendidikan. Dan rasanya perlu banget untuk mengenal lebih dekat dari sosok inspiratif seorang Rahmiana Rahman yang kiprahnya ingin memajukan dunia pendidikan di provinsi Aceh ini.Â
Mengenal Lebih Dekat Sosok Rahmiana Rahman
Kak Ami begitu sapaan akrabnya, wanita kelahiran  Makassar 20 Juni 1988 dimana kiprahnya  menjadi relawan dalam dunia pendidikan hingga ke pelosok negeri. Sosok Ami telah menghadirkan ruang berbagi bagi anak-anak yang tertinggal lewat komunitas bersama relawan lainnya. Dari sejak remaja, ami berkeinginan kuat untuk mendedikasikan diri sebagai pekerja sosial dengan menjadi relawan pendidikan agar dapat mengajar anak-anak yang tinggal di pulau terpencil yang tak terjangkau sekolah.
Seorang Ami memiliki rasa sosial atau kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak yang berada di pulau terpencil atau pelosok hingga akhirnya menggagas sebuah wadah dengan menggalang bersama rekan relawan untuk mengajar ke pulau-pulau terpencil hingga pelosok Sulawesi Selatan. Berdirilah suatu komunitas sosial yang bernama Yayasan Floating School saat ami masih berkuliah di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2016 yang lalu.
Terbentuknya Pustaka Kampung Impian
Sejak berstatus seorang Istri, Ami yang menikah dengan Perdana Romi, laki-laki asal Aceh yang juga seorang relawan sekaligus pendiri Komunitas Rumah Relawan Remaja (3R) yaitu sebuah komunitas yang bergerak pada pendidikan perdamaian serta aktif menebar literasi dengan mendirikan Perpustakaan Kampung Impian di sejumlah desa terpencil. Setelah menikah, Ami kemudian menetap di Aceh membuatnya Ami lebih aktif menyusuri pelosok Bumi Serambi Mekah dan dipercayai untuk menjadi Ketua Rumah Relawan Remaja (3R).
Oh, ya adapun desa-desa terpencil yang menjadi titik fokus kegiatan literasi yang dipimpin oleh Ami bersama rekan relawannya dimana ada  5 desa yang menjadi penerima buku dari 3R dalam mewujudkan kampung impiannya itu yaitu Desa Bah dan Desa Serempah (Aceh Tengah), Lapeng dan Klieng Cot Aron (Aceh Besar), Sarah Baru (Aceh Selatan), Balingkarang (Aceh Tamiang), dan Meuke Beurabo (Pidie).
Awal hadirnya Pustaka Kampung Impian karena rasa keprihatinan saat melihat anak usia sekolah yang masih belum bisa membaca sehingga di tahun 2016 lalu berprogress jangka panjang harapannya agar bisa memotivasi dan memfasilitasi anak-anak dengan konsep belajar yang lebih menyenangkan.
Selain mendirikan Pustaka Kampung Impian, Komunitas 3R berperan aktif dalam dunia pendidikan lainnya dengan menerjunkan para relawannya untuk mengajar anak-anak di daerah terpencil atau pelosok melalui metode atau konsep pendidikan menyenangkan dimana tujuannya dapat memotivasi dan meningkatkan minat anak belajar dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.