Mohon tunggu...
Riekke Dwi Phitaloka
Riekke Dwi Phitaloka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

my place to talk

Selanjutnya

Tutup

Diary

Salahkah Mempunyai Cita-cita untuk Menjadi Wanita Karier?

14 Agustus 2022   12:08 Diperbarui: 14 Agustus 2022   12:21 3214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hai, teman-teman semua. Disini, Aku ingin meminta pendapat kalian mengenai statement bahwa wanita karir itu salah. Topik ini diangkat dari cerita pribadi aku yang pernah ada pengalaman didekati oleh laki-laki minder.

Menurutku, Aku adalah salah satu perempuan yang memiliki latar belakang keluarga secara ekonomi terbilang cukup, bukan kaya banget. Ayahku bekerja sebagai wirausaha, Ibuku seorang Ibu Rumah Tangga, dan Kakakku satu-satunya sebagai Pelaut. Aku tidak tahu, mengapa banyak orang menganggap kami orang yang sangat mampu. Di lain sisi aku sangat bersyukur dengen rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada keluargaku. Orang tuaku dan Kakakku bukanlah pribadi yang berambisi untuk hidup mewah, yang paling ditanamkan oleh Ayahku dalam keluarga adalah hidup sederhana, harmonis dan sehat. 

Aku adalah satu dari anggota keluargaku yang memiliki sifat ambisius dan memiliki tekat yang tinggi untuk mencapai hal-hal yang menantang. Namun, sifat ambisius ku ini bukan yang setiap keinginan selalu dibicarakan ke orang lain, lebih suka disimpan di dalam otak dan bergerak menyusun strategi sendiri untuk mendapatkannya. Aku bukanlah tipe orang yang setiap mempunyai keinginan selalu dibicarakan ke orang lain termasuk juga kelurgaku. Karena jika dibicarakan, Aku takut akan gagal. Jadi lebih nyaman untuk disimpan sendiri.

Banyak sekali impian besar yang sedang Aku susun untuk diwujudkan. Salah satunya melanjutkan pendidikan S2 dan lebih memilih untuk menjadi wanita karir tanpa merendahkan harkat dan martabat seorang laki-laki ketika Aku sudah menikah. Bahkan kehidupan menikah pun sudah Aku pikirkan sejak saat ini. Kurang lebih harapanku ketika menikah, Aku tetap ingin menjadi wanita karir yang  tidak melupakan kewajibanku sebagai seorang istri dan suami. 

Tiba saatnya, Aku didekati dengan laki-laki yang secara finansial juga setara dengan keluargaku. Namun, dari segi pendidikan masih tinggi aku dan Kakakku, Dia menempuh pendidikan D3 dan Aku menempuh pendidikan S1. Sejak awal Aku dan dia kenal, Aku tidak pernah mempermasalahkan tingkat pendidikannya. Aku melihat dia dari sifatnya kepadaku, keluarga dan kepada siapapun. Di tengah perjalanan hubungan ini, Dia seperti menunjukkan keminderannya pada pencapaianku dan pencapaian kakakku. Padahal sejak awal aku sering bicara bahwa tidak mempermasalahkan hal itu. Sampai akhirnya dia meninggalkan Aku begitu saja tanpa ada alasan apapun. Cara dia meninggalkanku membuatku bertanya-tanya, dimana letak kesalahanku? Mengapa harus meninggalkan begitu saja? Hal ini cukup menyakitkan buat Aku. Sampai akhirnya Aku berfikir, Salahkah seorang wanita memilih untuk menjadi wanita karir?

Buat yang baca ini, Aku minta pendapat kalian ya! Minta tolong dikoreksi apabila cerita dari sudut pandang Aku ini ada yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun