Sering kita lihat di lapangan futsal atau jogging track di Indonesia kebanyakan orang memakai sepatu bermerek Nike atau Adidas dibandingkan dengan yang memakai merek seperti League, Specs, atau Piero. Pernahkah anda terpikir mengapa sebagian besar orang Indonesia cenderung memilih membeli sepatu bermerek impor seperti Nike atau Adidas ketimbang produk lokal seperti Specs atau Piero?
Sebagian besar orang yang memilih produk internasional tersebut pasti akan menjawab dengan jawaban yang beragam. Ada yang menjawab karena desain produknya, ada yang menjawab karena kualitas bahannya, ada yang menjawab karena kenyamanannya. Jawaban-jawaban tersebut seakan menunjukkan keunggulan produk luar yang jauh melebihi produk lokal. Tapi apakah benar demikian adanya? Apakah benar sedemikian unggulnya produk luar daripada produk lokal? Saya pikir tidak. Saya akan mengambil contoh produk luar Nike dan produk lokal League. Apa yang terlintas di benak anda saat disodorkan tawaran untuk memilih antara dua produk tersebut? Tentu kebanyakan orang akan dengan mudah menjawab memilih Nike. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang percaya bahwa produk Nike jauh lebih unggul ketimbang produk League. Tapi pada kenyataanya hal ini tidaklah sepenuhnya benar.
Saya mengambil contoh PT Nagasakti Paramashoes Industry, pabrik yang berdomisili di daerah Tangerang yang memproduksi sepatu merek League, sudah lebih dari 20 tahun dipercaya oleh perusahaaanNike untuk memproduksi produknya. Jadi dengan kata lain pekerja yang memproduksi sepatu merek League adalah pekerja yang sama yang memproduksi sepatu merek Nike dan dengan teknik pengerjaan yang sama. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa kualitas sepatu merek League hampir sama atau bahkan bisa dikatakan sama dengan kualitas sepatu merek Nike mengingat bahwa pabrik yang memproduksi kedua jenis sepatu tersebut adalah pabrik yang sama dengan pekerja yang sama serta teknik pengerjaan yang sama pula. Tapi mengapa kebanyakan orang masih saja memilih membeli sepatu Nike yang harganya bisa mencapai lima kali lipat lebih mahal daripada sepatu League yang kisaran harganya sekitar 200ribu rupiah padahal dari segi kualitas kedua sepatu tersebut dapat dikatakan setara? Mungkin hal ini disebabkan oleh efek Brandminded. Pola pikir yang berkembang di masyarakat bahwa Nike lebih prestise ketimbang League sehingga kebanyakan orang lebih memilih menggunakan Nike ketimbang League walaupun harga 1 pasang sepatu Nike hampir setara dengan 5 pasang sepatu League atau bahkan bisa lebih. Tentunya efek Brandminded ini membuat para konsumen di pasaran bertindak irasional seperti uraian diatas.
Ternyata setelah ditimbang-timbang efek Brandminded sangatlah dahsyat. Brandminded mengakibatkan konsumen lebih memilih membeli produk impor yang branded dan harganya selangit ketimbang produk lokal yang jauh lebih murah tetapi pada dasarnya memiliki kualitas yang kurang lebih setara. Tentunya pola pikir Brandminded ini secara tidak langsung dapat merugikan negara. Bagaimana bisa? Coba bayangkan, apabila sebagianbesar masyarakat Indonesia tidak memiliki pola pikir yang brandminded produk luar alias bangga menggunakan produk lokal tentunya ini akan memajukan para produsen dalam negeri. Dengan semakin banyak orang yang menggunakan produk dalam negeri maka akan mengurangi produk impor yang masuk ke Indonesia. Selain itu dengan semakin banyak orang Indonesia yang menggunakan produk lokal maka produsen lokal akan lebih bersemangat atau mempunyai insentif untuk mengembangkan produk mereka dan dengan berkembangnya produk lokal ini diharapkan dapat mendorong terjadinya ekspor produk lokal ke luar negeri. Dengan berkurangnya impor dan meningkatnya ekspor tentunya akan mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia akibat banyaknya impor dan minimnya impor. Dengan berkurangnya impor dan meningkatnya ekspor inipun berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah akibat permintaan terhadap mata uang asing yang menurun. Dengan nilai rupiah yang menguat inipun biaya untuk melakukan impor pun jadi turun sehingga defisit pun akan lebih turun lagi.
Coba anda bayangkan seberapa besar dampak baiknya bagi Indonesia apabila masyarakatnya tidak lagi memiliki pola pikir brandminded. Ada slogan yang berbunyi “cintailah produk-produk Indonesia” , Tentunya akan sangat bagus apabila seluruh masyarakat Indonesia mencintai produk-produk Indonesia. Tetapi pada kenyataannya ada sebagian kalangan yang tidak terlalu mencintai produk-produk Indonesia. Mereka berdalih bahwa akan sulit mencintai produk Indonesia kalau kualitasnya memang tak sebagus produk impor. Tapi pada kenyataannya di masa sekarang pun produk lokal memiliki kualitas yang setara dengan produk impor. Mereka seakan terjebak dengan pola pikir lama yang beranggapan bahwa produk impor selalu lebih baik ketimbang produk lokal. Hal ini membuat mereka bertindak irasional. Bayangkan dampaknya apabila masyarakat Indonesia meninggalkan pola pikir yang brandminded tersebut danmulai bertindak rasional. Tentunya akan sangat baik baik perekonomian bangsa secara keseluruhan. Diharapkan kedepannya masyarakat Indonesia akan lebih rasional dalam memilih demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H