Dewi malam melihatku meronta. Karna magenta kubawa serta. Seharusnya hanya membawa kacamata. Tapi magenta juga berkacamata. Semoga ia tidak menikamku lewat kata.
Jicing kita mengentitas saat sekota. Ironisnya saat berhadapan, membangun bata. Mengabaikan mata! Kemudian sesat, bagaimana dengan peta?
Lebih baik kutulis warta. Dan kutandai dengan pita. Tenang, tak ada kau diberita. Duhai ini hanya cerita! Lihat, hanya kuselipkan di bangunan vertikultura...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!