Mohon tunggu...
Ridwan Saleh
Ridwan Saleh Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independen

Exponents of the Islamic Students Forum Jakarta (FKMIJ), is currently active in South Jakarta City Board of Education, as a Committee Member of the Commission SD / MI City of South Jakarta. Former chairman of the press and the ummahnetwork in Central Executive of Islamic Association of University Students (PB HMI), 1997-1999. And, now active as an independent journalist in South Tangerang, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Tinggal Politik Cebong dan Kampret

11 September 2023   20:20 Diperbarui: 11 September 2023   20:30 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

CEBONG dan kampret adalah sebuah istilah politik yang dinisbatkan kepada para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menhan Prabowo Subianto kala keduanya ikut dalam kontestasi pilpres 2014 -- 2019 saat itu.

Oleh Surya Palo selaku Ketua Umum Partai NasDem, istilah ini kembali diungkapkan secara verbal dalam pidato politiknya saat deklarasi pasangan capres dan cawapres, Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar di Subarabaya, Sabtu, 3 September 2023.

"Selamat tinggal politik cebong dan kampret," ungkap Surya Palo.

Dia kemudian melengkapi pernyataannya dengan mengatakan, "Selamat datang politik Bhineka Tunggal Ika," tegas Palo.

Menarika untuk dicermati, pernyataan Palo tersebut oleh penulis merupakan sebuah pernyataan yang 'menggelegar' atmosfer politik di Tanah Air yang lebih dari sembilan tahun terakhir ini telah membelah masyarakat bangsa ini dalam dua kutub politik 'ekstrim', cebong dan kampret.

Harapan Palo, tentunya harapan kita semua selaku anak bangsa ini, agar politik adudomba dan pembelahan yang lakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak tata nilai kebangsaan ini harus segera diakhiri.

Dimana bagi Palo, koalisi partai yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Kesatuan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dapat bersama-sama membangun tradisi politik yang saling menghargai perbedaan di antara kalangan anak bangsa sendiri.

Kembali pada, istilah politik cebong dan kampret. Menurut Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, istilah muncul berbarengan dengan istilah BuzzerRp, juga kadrun yang terekam dari percakapan di Twitter selama beberapa tahun terakhir.

Drone Emprit melakukan perekaman percakapan di Twitter sejak 1 Juli 2015-16 April 2022. Dengan menggunakan istilah terkait yaitu, cebong, kecebong, kecebonger, kampret, kampretos, BuzzerRp, kadrun, kadal gurun, dan BuzzeRp.

Dari temuan Drone Emprit, akun pertama yang menyebut cebong itu adalah @Kage_yatsu pada 14 Mei 2015 yang mengomentari unggahan terkait tautan membahas Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming Raka.

"Lebih detail, penelusuran di Twitter dengan QUERY 'cebong jokowi since:2015-4-1 until:2015-8-31", ditemukan asosiasi 'cebong' dengan pendukung Jokowi pada bulan Mei 2015. Bulan Juni 2015 mulai digunakan, dan Agustus 2015 makin banyak ditemukan," jelas Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi dikutip dari akun Twitternya, Senin (18/4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun