Perkembangan teknologi yang pesat, membuat seseorang diharuskan mampu menciptakan ide-ide kreatif dalam upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi semaksimal mungkin. Pada era sekarang, kita sudah tidak asing lagi dengan orang yang mampu memanfaatkan media sosial guna meraih pendapatan dan keuntungan. Berbagai cara mereka lakukan seperti berjualan di Instagram, Facebook dan Tiktokshop. Kemudian jika orang tersebut memiliki skill lain, ia bisa memanfaatkannya dengan menjadi seorang konten kreator di aplikasi Youtube dan sejenisnya. Hal tersebut telah menjadi lumrah pada masyarakat sekarang. Dimana mereka sudah tidak lagi disibukan dengan pekerjaan yang mengharuskan mereka berada dibawah tekanan orang lain (pegawai, buruh dll). Dengan maraknya menjadi seorang konten kreator atau influencer. Mereka bebas untuk meng-eksplorasi se kreatif mungkin tentang barang atau konten yang ditawarkan.
Menurut saya, ini merupakan salah satu cotoh dari modernitas cair yang diterangkan oleh Zygmund Bauman. Menururutnya, seorang sosiolog harus memusatkan diri terhadap manusia secara terus-menerus dan berupaya memahami lingkungan sosial serta kebudayaan dimana mereka hidup. Sosiolog harus bekerja sebagai metafora yang menyediakan jalan bagi pemahaman manusia tentang dunia daripada penyedia hukum-hukum sosial. Menurut Bauman bahwa pascamodernitas merupakan kelanjutan dari modernitas atau gejala baru yang khas.Â
Dalam bukunya, Bauman menjelaskan beberapa ciri-ciri modernitas cair yang telah terjadi di masyarakat. dunia dan masyarakat yang berubah secara cepat ke arah yang tidak dapat diperkiran lagi. Dalam kehidupan yang serba cair, kita hidup dalam ketidak pastian, perubahan dan konflik. Seorang konten kreator pun mereka kerap mengalami frustasi lebih dari seorang pekerja yang dibawah manager atau semacamnya. Mereka harus terus memiliki ide-ide terbaru untuk kontennya agar terus dapat disukai dan ditonton oleh masyarakat. kemudian ciri yang lain adalah kebebasan sekaligus alienasi. Seseorang yang bekerja hanya dalam sebuah ruangan dan tanpa interaksi dengan masyarakat, mereka bebas untuk melakukan apapun dalam setiap kontennya selama tidak melanggar kode etik. Akan tetapi mereka teralienasi oleh pekerjaanya sehingga melupakan bahwa sebenarnya manusia adalah mahluk sosial.
Zygmunt Bauman lahir pada tanggal 19 November 1925 di Pozna, Polandia. dalam hidupnya, Bauman mengalami tiga masa peradaban dunia, yaitu masa menjelang periode perang dunia kedua yang menyebakan ia akhirnya pndah ke Rusia bersama dengan keluarganya untuk melarikan diri dari invasi Nazi. Kemudian masa modernisme dan postmodern hingga ia menjadi orang yang paling berpengaruh bidang sosiologi dari Eropa. Selama Bauman muda ia sempat menjabat sebagai mayor dalam satuan militer hingga akhirnya ia lebih menekuni kajian ilmu sosial. Bauman mendapatkan gelar profesornya dari univeritas warsawa pada tahun 1968 hingga ia diangkat menjadi staf pengajar namun mesti diberhentikan karena diketahui bahwa ayahnya merupakan seorang penganut zionisme. Ia pun meninggalkan polandia dan pindah ke inggris hingga bauman diangkat kembali menjadi staf pengajar di Universitas Tel Aviv, Israel dan ia mendapatkan anugrah guru besar di Universitas Leed inggris.
Referensi:
Bauman, Zygmunt. 1979. Toward A Critical Sociology. New York: Routledge
Robet, Robertus. 2015. Modernitas dan Tragedi: Kritik dalam Sosiologi Humanistis Zygmunt Bauman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H