Northrop Frye menekankan bahwa sastra klasik memiliki kekuatan untuk menyampaikan pelajaran hidup yang mendalam (Frye, 1957). Rahzen menunjukkan bahwa karakter dalam sastra klasik sering menghadapi dilema moral yang kompleks, menciptakan sarana untuk menyampaikan nilai-nilai universal.
Karakter dalam karya sastra klasik sering merepresentasikan nilai-nilai moral yang lebih besar. Rahzen menjelaskan bahwa tindakan dan pilihan karakter mencerminkan norma etika masyarakat, mendorong pembaca untuk memahami dan mengevaluasi moralitas dari tindakan tersebut.
Taufik Rahzen menekankan bahwa karya sastra klasik bukan hanya hiburan, tetapi juga alat untuk membentuk karakter dan nilai-nilai pembaca. Pembaca diajak untuk melihat karya sastra sebagai cermin diri, mendorong refleksi tentang nilai-nilai yang dianut dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi & Daftar Pustaka
 Sartre, J.-P. (1943). Being and Nothingness.
 Heidegger, M. (1927). Being and Time.
 Frankl, V. E. (1946). Man's Search for Meaning.
Marx, K. (1859). A Contribution to the Critique of Political Economy.
 Lukcs, G. (1962). The Historical Novel.
Frye, N. (1957). Anatomy of Criticism.
 Eliot, T.S. (1920). The Sacred Wood: Essays on Poetry and Criticism.