Terdapat hal yang menarik dari kuis interaktif Thailand Open 2021 di TVRI. Biasanya kuis di televisi memberikan hadiah berupa uang jutaan rupiah ataupun produk yang mahal, tetapi TVRI justru lebih memilih memberikan hadiah berupa Set Top Box DVB-T2. Ternyata ada alasan yang sangat baik dari pemberian hadiah ini, yaitu berkaitan dengan dukungan terhadap program analog switch off (ASO) dari pemerintah yang rencananya akan dimulai tahun 2022.
ASO adalah periode penghentian siaran analog dan beralih ke siaran digital. Program ini sudah terlaksana di berbagai negara, seperti Inggris, Belanda, Jerman, Italia, dan lainnya. Di Indonesia sendiri, pemerintah melalui UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja akan memulai program ini secara menyeluruh pada 2 November 2022 pukul 24.00 WIB. Nantinya siaran tv analog akan dimatikan sehingga seluruh stasiun televisi di Indonesia hanya bisa bersiaran secara digital.
"Pada pukul 24:00 WIB tanggal 2 November 2022, seluruh stasiun siaran televisi analog di Indonesia harus diakhiri dan digantikan dengan siaran televisi digital. Digitalisasi televisi di Indonesia. Berakhirnya simulcast dan dimulainya full digital broadcasting," ujar Menkominfo Johnny G. Plate dalam acara Sosialisasi dan Publikasi Menjaga Indonesia dan Perbatasan Melalui Penyiaran TV Digital melalui konferensi video dari Jakarta, Sabtu (12/12/2020) seperti dikutip dari laman resmi kominfo.
Pada saat ini merupakan masa transisi atau siaran simulcast, yaitu siaran analog dan digital secara bersamaan. Sudah banyak stasiun tv yang mulai bersiaran secara digital, tetapi juga masih melakukan siaran secara analog. Sebagian besar stasiun televisi nasional belum bersiaran digital ke seluruh wilayah di Indonesia sehingga banyak wilayah yang masih mengandalkan siaran analog. Diharapkan sebelum dimulainya ASO, stasiun televisi telah siap bersiaran digital secara menyeluruh dan masyarakat juga telah siap menerima siaran digital.
Ada banyak keunggulan dari siaran digital dibandingkan dengan analog. Secara teknis, siaran digital lebih efisien karena pita spektrum frekuensi yang digunakan untuk satu kanal transmisi analog dapat digunakan untuk 6-8 kanal transmisi digital dengan program yang berbeda sekaligus. Sisa dari frekuensi yang ditinggalkan oleh siaran analog dapat digunakan untuk pengadaan jaringan 5G. Selain itu, saluran atau channel yang bisa dinikmati akan lebih banyak.
Yang paling mencolok adalah kualitas gambar yang diterima sangat jernih bahkan HD. Jadi, nantinya tidak ada lagi yang namanya gambar 'kesemutan' dalam menonton tv. Namun, kekurangannya adalah jika sinyal siaran tidak kuat di suatu wilayah, maka televisi di wilayah itu tidak dapat menerima siaran tersebut sama sekali. Gampangnya kalau sinyal analog melemah, gambarnya semakin kesemutan. Sedangkan, jika sinyal siaran digital melemah, maka gambar mungkin masih bisa diterima secara HD, tetapi jika televisi tidak kuat menangkap sinyal yang sangat lemah, maka gambarnya menjadi hitam.
Untuk bisa menerima siaran digital, masyarakat tidak diharuskan membayar biaya langganan, sebab program ini hanya perpindahan metode siaran saja dan tetap gratis, bukan saluran berbayar. Masyarakat juga tidak perlu membeli televisi baru yang lebih canggih. Yang diperlukan hanya menambah perangkat berupa penerima siaran digital atau biasa disebut Set Top Box (STB) DVB-T2.
Harganya tidak terlalu mahal, hanya sekitar 200ribu-an saja. STB bisa dibeli di toko elektronik atau melalui e-commerce. Pemerintah juga mencanangkan pengadaan STB gratis bagi 6,6 hingga 6,7 juta keluarga miskin, seperti dikutip dari cnbcindonesia.com. Sisi positif lainnya, diharapkan industri di tanah air juga dapat memproduksi set top box untuk kebutuhan masyarakat.
Persiapan program ASO dan migrasi ke siaran digital seharusnya lebih dipercepat mengingat kondisi pandemi yang mengharuskan siswa belajar dari rumah melalui televisi bisa lebih berkualitas. Selain itu, saat ini juga menjadi momen untuk memajukan teknologi digital. Dengan hadirnya jaringan 5G di Indonesia menjadikan kebutuhan masyarakat menikmati jaringan internet yang lebih cepat dan stabil dapat segera terlaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H