Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis hobi untuk meningkatkan kreativitas. "MENULISLAH SEBELUM DITULIS"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjamurnya Barbershop, Tukang Cukur Tradisional di Pamekasan Masih Bertahan?

30 Januari 2025   12:18 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Tukang Cukur (Sumber: Ridwan Lanya)

Dalam beberapa tahun terakhir, barbershop mulai menjamur di berbagai daerah, termasuk di Pamekasan. Banyak barbershop modern hadir dengan konsep yang lebih menarik, menawarkan fasilitas seperti cuci rambut, pijat kepala, hingga desain interior yang nyaman. Tidak hanya itu, barbershop sering kali berkolaborasi dengan bisnis lain seperti coffee shop, sehingga semakin menarik minat pelanggan, terutama kalangan muda. Namun, di tengah maraknya pertumbuhan barbershop modern, tukang cukur tradisional di Pamekasan masih tetap bertahan dan memiliki pelanggan setia.

Tukang cukur tradisional yang masih eksis di Pamekasan umumnya beroperasi di kios sederhana atau di pinggir jalan. Mereka mengandalkan keterampilan yang diwariskan turun-temurun dengan tarif yang lebih terjangkau dibandingkan barbershop modern. Banyak pelanggan, terutama kalangan dewasa dan lansia, masih lebih memilih tukang cukur tradisional karena merasa lebih nyaman dengan gaya potongan yang khas serta suasana yang lebih akrab.

Keberadaan barbershop memang memberikan pilihan lebih banyak bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin menikmati layanan lebih lengkap dan mengikuti tren gaya rambut terkini. Namun, tukang cukur tradisional tetap memiliki daya tarik tersendiri. Selain harganya yang lebih murah, ada sentuhan personal dalam layanan mereka, seperti obrolan santai dengan pelanggan yang menciptakan kedekatan emosional.

Meskipun barbershop semakin populer, tukang cukur tradisional di Pamekasan menunjukkan bahwa mereka masih memiliki tempat di hati masyarakat. Selama masih ada pelanggan yang menghargai keterampilan dan kesederhanaan mereka, profesi ini tidak akan sepenuhnya tergantikan. Adaptasi dan inovasi mungkin diperlukan agar mereka tetap bisa bersaing di tengah perkembangan zaman, tetapi tradisi mencukur ala tukang cukur tradisional tetap menjadi bagian dari budaya lokal yang patut dijaga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun