Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, menempuh program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis menjadi hobi untuk meningkatkan kreativitas. MENULISLAH SEBELUM DITULIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak PMO , Saatnya Berhenti Sebelum Terlambat

27 Januari 2025   19:25 Diperbarui: 27 Januari 2025   19:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stop PMO (Sumber: Karya Ridwan)

Terlalu sering melakukan PMO (Pornography, Masturbation, and Orgasm) memang sering dianggap sebagai kebiasaan yang tidak terlalu membahayakan. Namun, dampak dari kebiasaan ini pada kesehatan mental dan fisik bisa jauh lebih besar daripada yang sering disadari. Salah satu efek yang kerap muncul adalah gangguan memori dan perasaan gelisah yang sering muncul tanpa alasan yang jelas.

Ketika seseorang terpapar dengan rangsangan berlebih dari konten pornografi secara terus-menerus, otak akan terbiasa dengan tingkat stimulasi yang tinggi, yang dapat mengganggu proses pengolahan informasi. Hal ini mengarah pada penurunan kemampuan untuk fokus dan mengingat informasi, bahkan dalam situasi yang lebih sederhana sekalipun. Dalam jangka panjang, kemampuan untuk berpikir jernih dan konsentrasi dapat terganggu, membuat seseorang merasa mudah lupa dan sulit untuk berkonsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.

Selain itu, kebiasaan PMO yang berlebihan juga dapat menyebabkan perasaan gelisah yang tak terkendali. Ketika seseorang lebih sering mencari kenyamanan atau kepuasan dari PMO, mereka bisa merasa semakin terisolasi atau kurang puas dengan kehidupan nyata. Hal ini menciptakan ketegangan emosional yang berujung pada perasaan cemas dan gelisah, yang dapat mengganggu interaksi sosial dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, PMO bukan hanya sekadar aktivitas seksual biasa. Kebiasaan berlebihan ini dapat menyebabkan perubahan signifikan pada keseimbangan kimia otak, yang berpengaruh pada emosi, kemampuan kognitif, dan kesejahteraan mental. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda bahwa kebiasaan ini mulai mengganggu kehidupan, serta berusaha mencari cara untuk mengurangi atau mengelola perilaku ini demi menjaga kesehatan fisik dan mental.

Berhentilah PMO sebelum kebiasaan ini semakin menguasai hidup Anda. Menghentikan perilaku ini mungkin tidak mudah, tetapi dengan kesadaran dan niat yang kuat, kalian dapat mengembalikan keseimbangan otak dan emosi  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun