Pada awalnya, kami bertiga berkumpul di perpustakaan umum kampus untuk berbincang ringan dan bertukar cerita. Namun, perbincangan ini secara spontan menjadi diskusi yang mengenai dualitas keberadaan AI yang semakin canggih. Teknologi AI saat ini memberikan berbagai kemudahan, mulai dari membantu menyelesaikan tugas akademik hingga menyediakan informasi secara cepat dan akurat. Kami sepakat bahwa apabila dimanfaatkan dengan bijak, AI memiliki potensi besar untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan pengetahuan.
Kemajuan teknologi AI telah membawa perubahan besar dalam cara manusia belajar dan bekerja. Di satu sisi, AI menjadi alat revolusioner yang mampu mempercepat akses informasi, menyelesaikan tugas , dan membantu memperluas wawasan akademik. Namun, di sisi lain, keberadaan AI yang semakin canggih ini juga memunculkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kemandirian intelektual. Ketergantungan berlebihan pada AI dapat membuat individu kehilangan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif yang seharusnya menjadi inti dari proses pembelajaran.
Dualitas ini menempatkan AI pada posisi kompleks: apakah ia menjadi katalisator kemajuan pengetahuan atau justru penyebab kemunduran intelektual? Jawabannya sangat bergantung pada bagaimana kita, khususnya di lingkungan akademik, memanfaatkannya. AI seharusnya tidak menggantikan proses belajar manusia, tetapi menjadi alat yang memperkuat kemampuan berpikir dan menciptakan solusi inovatif. Dengan penggunaan yang bijaksana, AI bisa menjadi sarana untuk mempercepat kemajuan, bukan penyebab stagnasi.
Namun, di sisi lain, kami juga menyadari adanya kekhawatiran terhadap ketergantungan yang berlebihan pada AI. Ketergantungan ini berpotensi melemahkan kemampuan berpikir kritis dan mandiri, karena mahasiswa cenderung mengandalkan solusi instan yang ditawarkan oleh AI tanpa melalui proses analisis mendalam. hal semacam ini menunjukkan risiko kehilangan esensi dari proses pembelajaran, yaitu pengembangan kemampuan intelektual dan kreatif.
Diskusi ini menyimpulkan bahwa AI merupakan teknologi dengan sifat dualistik. Â AI dapat menjadi pendorong kemajuan atau penyebab kemunduran, bergantung pada penggunaannya. Jika digunakan secara bijak, AI mendukung pembelajaran dan inovasi. Namun, ketergantungan berlebihan dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis dan mandiri. Pilihan ada pada diri kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI