Tahun 2025 telah tiba, menjadi waktu yang tepat untuk refleksi dan menentukan resolusi baru. Namun, resolusi tidak selalu harus berupa target besar yang sulit diwujudkan. Bagaimana jika kita memulai dengan keberanian untuk benar-benar hidup? Hidup penuh kejujuran, keberanian, dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain. Berani hidup berarti memiliki tekad untuk keluar dari rutinitas yang membelenggu, menikmati setiap momen, dan menghadapi segala tantangan dengan kepala tegak. Hidup bukan sekadar tentang mengejar target, tetapi juga tentang menikmati prosesnya, termasuk jatuh bangun kita alami.
Seringkali, kita sibuk mengejar masa depan hingga lupa untuk menghargai apa yang sudah kita miliki saat ini. Hidup itu penuh tekanan, tetapi tekanan tersebut bisa kita ubah menjadi peluang untuk bertumbuh. Dalam menjalani tahun baru ini, mari berani menerima ketidaksempurnaan dan menjadikannya bagian dari perjalanan menuju versi terbaik diri kita. Berani mencoba hal baru, meski ada risiko kegagalan, karena setiap kesalahan adalah pelajaran berharga.
Selain berani hidup untuk diri sendiri, mari juga belajar untuk lebih memahami perjuangan orang lain. Jangan pernah menjadi orang yang mudah menilai kehidupan orang lain, karena kita tidak pernah tahu seberapa keras mereka berusaha untuk bangkit. Ada orang yang terlihat bahagia, seperti tanpa beban, tetapi sebenarnya sedang berjuang mati-matian menghadapi rasa sakit yang tidak terlihat. Mereka mungkin rela bekerja keras sepanjang hari, menahan lelah, hanya untuk mengalihkan pikiran dari luka yang mereka sembunyikan.
Di balik senyuman mereka yang tampak tulus, mungkin tersimpan air mata yang mengalir setiap malam. Cerita lucu yang mereka bagi mungkin hanya selubung dari ribuan kata "aku baik-baik saja" yang sebenarnya tidak jujur. Mereka tetap menjalani hidup, berusaha tegar agar tidak membebani orang lain. Sebelum berkomentar tentang hidup seseorang, pikirkan kembali. Kita tidak tahu apa yang telah mereka korbankan untuk tetap bertahan. Apa yang kita lihat hanyalah kulit luar, sementara yang mereka rasakan jauh lebih berat dari yang terlihat.
Cobalah lebih lembut dalam berbicara atau berkomentar. Kata-kata kita bisa menjadi beban baru bagi mereka yang jalannya sudah berat. Jadilah tempat yang aman, yang membuat mereka merasa diterima tanpa harus berpura-pura. Kadang, mereka hanya butuh seseorang yang mendengarkan tanpa menghakimi, yang tidak menambah luka di saat mereka sedang berusaha sembuh.
Selamat melangkah untuk bermimpi dan selamat bermimpi untuk mewujudkan mimpi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI