Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis hobi untuk meningkatkan kreativitas. "MENULISLAH SEBELUM DITULIS"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar : simbol hiruk-pikuk duniawi

1 Desember 2024   20:46 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasar sering kali dipandang sebagai ruang yang mencerminkan dinamika duniawi kompleks dan sering bertentangan dengan nilai-nilai moral spiritual. Sebagai pusat aktivitas ekonomi, pasar menjadi tempat berlangsungnya transaksi jual beli, proses tawar-menawar, dan pencarian keuntungan intensif. Namun, di tengah aktivitas ini, pasar juga kerap menjadi lingkungan yang memunculkan perilaku tidak etis, seperti praktik ketidakjujuran, manipulasi, dan eksploitasi. Dorongan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dapat menyebabkan sebagian individu melanggar norma, misalnya dengan mencurangi timbangan, menaikkan harga tanpa dasar yang jelas, atau menyebarkan informasi yang menyesatkan demi menarik minat konsumen.

Lebih jauh, pasar juga sering diasosiasikan dengan lingkungan yang menciptakan keterasingan dari nilai-nilai spiritual. Kebisingan, tekanan persaingan, dan fokus pada kepentingan pribadi menjadikan pasar sebagai ruang yang jauh dari ketenangan dan refleksi batin. Dalam beberapa kasus, pasar bahkan menjadi tempat munculnya praktik-praktik menyimpang, seperti jasa supranatural yang menawarkan keberuntungan atau perlindungan melalui metode-metode yang tidak sesuai dengan norma agama. Kehadiran fenomena ini menegaskan bahwa pasar tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai ruang yang dapat mengikis integritas moral dan kesadaran spiritual.

hal ini, pasar dapat dilihat sebagai simbol keterikatan manusia pada dunia materi. Keberadaannya menggambarkan bagaimana ambisi dan kepentingan pribadi sering kali mendorong manusia untuk mengabaikan nilai-nilai luhur. Meskipun pasar memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, tempat ini juga menyimpan potensi untuk menciptakan ketidakseimbangan moral dan spiritual dalam kehidupan manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun