Sekitar bulan Oktober 2011 (15 Oktober 2011) saya berterman dengan seseorang di jejering social, setiap hari kita ngobrol menggunakan fasilitas jejaring social itu, seiring berjalannya waktu akhirnya terucap dari diri masing-masing “adek mas kangen lho…!!! Mas adek juga kangen lho…!!! “ hehehe
Sebelum lebih jauh ngomongin rasa kangen dan rindu, saya makin penasaran dengan dua kata “KANGEN dan RINDU” dua kata yang berbeda tetapi hampir memiliki kesamaan arti : KANGEN - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ingin sekali bertemu. RINDU - Mempunyai dua arti yang kurang lebih memiliki makna yang sama yaitu : 1. sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. 2. memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu.
Dari definisi diatas semestinya jika rasa rindu datang perasaan ini akan gelisah, hati gundah, pikiran kacau karna rindu. Salah satu diantara obat rindu adalah pertemuan, dengan pertemuan kata rindu akan terungkap dalam berbagai bahasa hati.
Namun ketika Bertanya tentang rindu untuk dijabarkannya, Apa itu rindu? Nyaris aku tak punya jawabanya, Aku tak tau, sekilas saja, tiba-tiba aku merasa rindu, tiba-tiba ingat, dan tiba-tiba ingin ketemu. Mungkin dirinya sudah terlalu dalam terkunci dalam hati dan pikiranku, sehingga rasa ini selalu menghantui disetiap waktuku.
Angin bertanya, apa itu rindu ?
Seorang bijak menjawab:
“Rasa kangen adalah kepedihan yang terasa manis, sesuatu yang timbul karena getaran di lubuk hati“
Yang lain mengatakan, kangen itu gejala wajar yang ditimbulkan jika dua orang yang sedang jatuh cinta “dipaksa” berjauhan
Tapi menurutku, kangen itu seperti ini:
Pertama :
“Menerka-nerka bayang wajahmu,
Yang terpantul di dinding waktu
Ah rasa rindu ini
Seperti tak pernah jenuh untuk dimiliki..“
Kedua :
“Makin susah saja,
Berada jauh darimu
Rindu ini langsung mendekap
Bahkan ketika bayangmu masih jelas kulihat
Aku hanya bisa mencumbui waktu
Dengan sisa tawamu yang tertinggal di ujung anganku“
Ketiga :
“Kutatap pantulanku pada cermin di depanku,
Ada kamu..
Mengelilingi di satu sisi mata coklatku
Kulihat hari-hari berjejer pada kalender di kamarku
Ada janjimu..
Yang pernah kau ucapkan pada satu waktu
Aku merunduk
Mencoba merapikan kenangan yang berserakan karena sepiku
Masih ada kamu,
Menyiksaku tanpa ampun dalam dekapan rindu..“
Terkadang, aku tak bisa mengendalikan rasa rinduku, hingga satu persatu tetesan airmata jatuh di pipiku, mengingatmu, mengingat kenangan indah itu, membuatku semakin dalam berada dalam kerinduan...
Tapi aku sadar, Tuhan selalu memberi keindahan dibalik kata RINDU ku, dan aku hanya bisa menikmati rindu itu di setiap waktuku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H