Berkunjung ke tempat wisata, prosesi mengabadikan momen telah menjadi kegiatan wajib. Saat ini, wisatawan kerap membawa kamera milik sendiri. Hal itu tak lepas dari harga kamera yang semakin murah. Tetapi, kualitas tetap terjaga. Berfoto harus dilakukan untuk membuktikan kebenaran keberadaan pelancong di tempat wisata. Sehingga kelak, ada bukti saat bercerita kepada kerabat, sahabat, atau orang lain yang tak sengaja bertemu pada suatu kesempatan. Meskipun telah banyak wisatawan membawa kamera pribadi, kondisi itu ternyata tidak menghilangkan penjual jasa foto. Di destinasi wisata Jam Gadang, Bukit Tinggi, Sumatera Barat, jumlah mereka tetap banyak. Para penjual jasa foto itu menggelar lapak menyusuri pagar pembatas di empat sisi Jam Gadang. Di lapak-lapak tersebut, mereka memajang hasil bidikan dalam bingkai-bingkai yang disusun sesuai besaran lapak. Seiring dengan jasa foto, jasa lain yang turut ditawarkan adalah foto bersama badut. Para badut mengenakan berbagai macam kostum animasi yang telah tayang di televisi maupun film luar negeri. Untuk mendapatkan konsumen atau pengguna jasa, para badut berjalan-jalan di seputar Jam Gadang. Ketika mengunjungi Jam Gadang pertengahan Oktober 2013, penulis menyaksikan cara kerja para badut. Para badut yang hilir mudik aktif mendekati calon konsumen. Setelah sangat dekat, mereka lalu memulai percakapan untuk menawarkan jasa menggunakan bahaya isyarat. Caranya, kedua tangan menunjuk diri sendiri lalu menunjuk lokasi tempat foto yang disarankan. Lokasi tersebut tentu tak jauh dari tempat percakapan berlangsung. Dengan kode tangan itu, mereka hendak berkata, "foto dengan saya di sana." Bahasa isyarat tangan dilakukan karena para badut menggunakan kostum, yang menutupi seluruh tubuh. Akibatnya, suara mereka sulit terdengar ketika bicara untuk menawarkan jasa. Bahasa isyarat tangan akhirnya menjadi alternatif pilihan yang dilakukan. Terkadang, wisatawan yang ditawari jasa turut menggunakan bahasa isyarat tangan untuk menerima atau menolak tawaran jasa. Sayangnya, tidak semua badut terlebih dahulu menawarkan jasa. Sebagian dari mereka tiba-tiba berdiri di samping wisatawan, yang tengah berpose di depan Jam Gadang. Setelah kamera memotret, badut yang ikut berfoto itu lalu meminta uang kepada wisatawan. Ia beralasan, wisatawan tersebut telah menggunakan jasanya. Sebab, si badut telah ikut menemani berfoto. [caption id="attachment_275673" align="alignright" width="300" caption="Seorang badut menggandeng wisatawan yang tengah berpose dengan latar Jam Gadang."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H