Sejarah Terbentuknya Pasukan cakrabirawa
Pasukan Cakrabirawa adalah sebuah unit khusus dalam Angkatan Darat Indonesia yang dibentuk pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Pasukan ini memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara, terutama dalam melindungi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Sejarah terbentuknya Pasukan Cakrabirawa dapat ditelusuri kembali ke masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia secara resmi memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Namun, perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan baru saja dimulai.
Pada tahun 1946, terjadi Agresi Militer Belanda I yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah Indonesia. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta merasa perlunya sebuah pasukan khusus yang dapat melindungi mereka dari ancaman fisik dan menjaga stabilitas negara.
Pada tanggal 30 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan Presiden (SKP) No. 1/1945 yang menetapkan pembentukan Pasukan Cakrabirawa. Pasukan ini awalnya terdiri dari 100 orang yang dipilih secara khusus dari berbagai kesatuan militer yang ada pada saat itu.
Pasukan Cakrabirawa dipimpin oleh Mayor (nanti menjadi Letnan Kolonel) Suharto, yang kemudian menjadi Presiden Indonesia kedua. Pasukan ini dilatih secara intensif dalam berbagai bidang, termasuk taktik militer, pertahanan pribadi, dan keamanan presiden.
Peran utama Pasukan Cakrabirawa adalah melindungi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dari ancaman fisik. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara dengan menghadapi berbagai ancaman, termasuk upaya pembunuhan dan serangan teroris.
Pada tanggal 1 Oktober 1965, terjadi peristiwa G30S/PKI yang mengguncang Indonesia. Pasukan Cakrabirawa terlibat dalam peristiwa ini, dan sejumlah perwira tinggi militer dan pejabat pemerintah tewas dalam serangan tersebut. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Pasukan Cakrabirawa, karena setelahnya pasukan ini mengalami perubahan signifikan.
Setelah peristiwa G30S/PKI, Pasukan Cakrabirawa diubah menjadi Batalyon Infanteri 305/Tengkorak yang merupakan bagian dari Brigade Infanteri 3/Kostrad. Namun, nama Cakrabirawa tetap dikenang sebagai simbol keberanian dan pengabdian dalam melindungi kepala negara.
Sejak saat itu, peran dan tugas Pasukan Cakrabirawa telah berkembang sesuai dengan perkembangan keamanan nasional. Mereka terus melindungi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta berkontribusi dalam menjaga stabilitas negara.
Dalam sejarahnya, Pasukan Cakrabirawa telah menjadi simbol keberanian, kesetiaan, dan pengabdian dalam melindungi kepala negara. Meskipun telah mengalami perubahan dalam struktur dan nama, warisan dan kontribusi mereka tetap dihargai dalam sejarah Indonesia.