Beginilah foto yang beredar di lini masa twitter dan platform lainnya, yang menyatakan adanya polisi (berwajahkan) Cina.
Sejauh manakah logika masyarakat kita mengenai SARA ? Setelah hampir 74 tahun merdeka dari penjajahan Belanda kita masih berkutat pada masalah yang sama yakni meributkan hal yang berbau SARA.
Mengapa hal ini terjadi dan kenapa pula masyarakat masih terpancing  oleh hal - hal yang berbau SARA? Bukankah kita bangsa yang majemuk,berbeda - beda suku, agama dan budaya. Bukankah asas kita adalah Bhinneka Tunggal Ika? Tapi mengapa tetap saja ada perbedaan yang dipermasalahkan?
Coba saya tanyakan kepada diri anda, apakah anda yakin anda adalah keturunan asli yang kita sebut - sebut pribumi? Â Masyarakat Indonesia dengan beratus - ratus sukunya yang membentang dari Sabang sampai Merauke tidaklah berasal dari nenek moyang yang sama. Yang artinya penduduk Indonesia dibentuk dari macam - macam suku bangsa. Bukankah ketika Indonesia belum dibentuk sudah banyak suku bangsa lain yang berdatangan ke Indonesia mulai dari Cina,Arab,Eropa,India,Jepang dan lain sebagainya.
Tentu saja mereka yang datang ke Indonesia kala itu memiliki tujuannya masing - masing. Seperti berdagang, mencari peruntungan dan lain - lain. Dan kebanyakan dari mereka menetap kemudian berbaur dengan masyarakat sekitar dan kemudian beranak pinak hingga sekarang tentu tidak menutup kemungkinan telah terjadi percampuran antar suku bangsa.Â
Masyarakat yang kita sebut pribumi bukankah mereka juga adalah imigran? Menyadur dari  Teori Yunnan bahwa nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Teori ini didukung oleh Moh. Ali, yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa- bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju ke nusantara.
Ini adalah sekedar teori dan sekadar gambaran apakah kita yakin nenek buyut kita berasal dari tempat yang sama yang kita tempati hari ini. Walaupun teori di atas masih perlu dibuktikan kebenarannya tapi tidak menutupi kemungkinan bahwa suku bangsa Indonesia telah bercampur dengan suku bangsa lainnya yang melahirkan bangsa Indonesia modern hari ini.
Masyarakat kita selalu mendiskreditkan orang - orang yang berwajah asia timur yakni yang bermata sipit dan berkulit putih kekuningan. Disama ratakan dengan satu sebutan yakni Cina.
Entah mengapa setiap persona yang bertampang sipit selalu diasosiasikan dengan julukan cina serendah itukah bangsa Cina?
Bukankah sudah banyak orang - orang yang disebut cina itu bahu membahu membantu memerdekakan negeri ini. Tak terhitung perjuangan mereka dan hanya sedikit dari mereka yang diakui sebagai pahlawan negeri ini.Â
Saya mengingatkan ini betapa SARA sudah merasuki sendi - sendi bermasyarakat kita coba anda perhatikan berapa banyak di institusi Kepolisian atau TNI orang - orang yang berwajahkan Cina.Â