Mohon tunggu...
Ridwan Ariz Wibowo
Ridwan Ariz Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baca komik, kadang suka nulis puisi,baca novel, nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kritik Sastra "Wakil Rakyat" oleh Iwan Fals - Sebuah Kritik Sosial yang Abadi

1 Juli 2024   20:19 Diperbarui: 1 Juli 2024   20:52 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1987, musisi legendaris Indonesia,$  Iwan Fals$ , merilis sebuah lagu yang hingga kini tetap relevan dalam konteks sosial dan politik Indonesia. Lagu berjudul "Wakil Rakyat" ini menjadi salah satu karya yang paling dikenal dari albumnya dengan nama yang sama. Dengan lirik yang tajam dan penuh kritik, lagu ini menyuarakan kekecewaan dan harapan rakyat terhadap para wakil mereka di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Latar Belakang Sosial dan Konteks

Di era 1980-an, Indonesia sedang berada dalam masa penuh gejolak politik dan sosial. Banyak masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja wakil rakyat yang dianggap lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan rakyat. Lagu "Wakil Rakyat" hadir sebagai representasi kritik sosial terhadap perilaku para anggota DPR yang dianggap gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

Analisis Lirik

Bait Pertama dan Kedua:

Lirik awal lagu ini langsung menohok dengan menyebutkan "duduk sambil diskusi" dan "biasa bersafari" yang menggambarkan kesan formalitas tanpa tindakan nyata. Iwan Fals mengkritik bahwa DPR seharusnya diisi oleh orang-orang yang kompeten, bukan hanya kerabat atau teman dekat.

Bait Ketiga dan Keempat:

Pada bagian ini, Iwan Fals menyoroti harapan rakyat agar suara mereka didengar dan disampaikan dengan berani oleh para wakil rakyat. Dia mengajak para anggota DPR untuk tidak takut dan berbicara lantang menghadapi tantangan.

Bait Kelima dan Keenam:

Dengan menyebutkan "Di kantong safarimu kami titipkan masa depan kami dan negeri ini," Iwan Fals menekankan tanggung jawab besar yang diemban oleh para wakil rakyat. Mereka dipilih bukan secara acak dan diharapkan dapat mewakili seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kritik juga ditujukan kepada mereka yang pasif dan hanya menjadi "juara" dalam hal setuju tanpa kontribusi nyata.

Bait Ketujuh:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun