Mohon tunggu...
Ridwan Abraham
Ridwan Abraham Mohon Tunggu... Marketing Engineer -

Semoga seluruh umat berbahagia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menuju Jakarta Hijau

30 November 2016   13:57 Diperbarui: 30 November 2016   14:04 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keasrian dan kebersihan lingkungan dapat dilihat dari cara pengelolaan sampah. Jakarta sejauh ini sudah lebih baik dalam pengelolaan sampah. Kinerja ini dibuktikan selain berkurangnya sampah-sampah yang menggunung di sudut-sudut jalan, juga melalui ditambahnya armada PPSU dan kendaraan truk sampah. PPSU (Petugas Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum) bertanggung jawab untuk membersihkan sampah yang menumpuk di pinggir jalan, saluran air, ataupun di fasilitas publik lainnya. Sopir truk sampah pun diberi kendaraan opeasional baru sejak 2015 silam, kendaraan operasional baru ini berguna untuk menunjang kinerja penanggulangan sampah.

Pelayanan publik berupa pengangkutan sampah rutin sudah ditingkatkan, sopir truk tetap mengangkut sampah walaupun sedang hari libur nasional sekalipun. Operasional dan armada yang ditambah terbukti efektif, tumpukan sampah di daerah cakung, pluit dan daerah lain menurun tajam. Program ini diyakini dapat meningkatkan kesehatan dan keasrian lingkungan.

Dalam sehari paling tidak ada puluhan ribu ton sampah yang dihasilkan, sampah sebanyak ini selain memerlukan ruang TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) juga memerlukan pengolahan sampah untuk dikonversi menjadi tenaga listrik. Pembangkit listrik tenaga sampah atau yang dikenal dengan insinerator sudah disebar di beberapa wilayah dengan kapasitas pengolahan 1.000 ton sampah per jamnya.

Inovasi lain yang dilakukan Pemprov DKI menyoal sampah adalah penggabungan PAM (Perusahaan Air Minum) dan PAL (Pengelolaan Air Limbah) dengan tujuan tidak akan ditemui lagi kekurangan bahan air dan air bersih. Program ini dilakukan Pemprov demi memenuhi aspirasi rakyat yang menolak pihak swasta mengelola air dan pengelolaan limbah. Agar tidak diambil alih swasta, Pemprov DKI menyatukan PAM dan PAL untuk bekerja sama mengolah kebutuhan air Jakarta.

Pembangunan taman, pengolahan sanitasi menjadi lebih mudah dan realistis saat masalah sampah menemukan solusi. Sampah-sampah tidak menumpuk begitu saja di TPA dan TPS tapi diolah menjadi listrik, didaur ulang, atau diolah menjadi bahan baku. Kemajuan-kemajuan ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, namun juga petugas PPSU dan Dinas Kebersihan, mereka mengakui Pemprov DKI lebih memperhatikan kemakmuran dengan diberi gaji minimal setara UMP (Upah Minimum Provinsi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun