Mohon tunggu...
Inovasi

Sisi Lain Teknologi dan Informasi

18 April 2016   15:18 Diperbarui: 18 April 2016   15:29 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Banyak hal yang harus disebutkan bila kita membahas tentang infomasi. Tergantung dari persepektif apa kita akan menjadikannya bahan untuk diskusi. Bila kita berusaha keras, memutar otak demi untuk suatu pembahasan tentang sejarah perkembangan urgensi teknlogi, itu sudah jelas, begitu bermanfaat dan sangat pentingnya teknologi maupun infomasi. Dibuktikan dengan berbagai kemudahan dalam setiap aktivitas, serta banyaknya artikel maupun karya ilmiah yang membahas tentang hal tersebut yang berlandaskan banyak referensi. Referensinya pun tidak hanya melalui suatu karya perseorangan tertentu, akan tetapi dibuktikan dengan hadirnya penulis tersebut terhadap permasalahan yang bersangkutan.

Urgensi teknologi dan informasi dalam segala aspek kegiatan, sudah tidak diragukan lagi kehadirannya. Seakan menjadi alur utama terhadap perkembangan dan kemajuan dalam segala aspek. Perkembangan teknologi maupun informasi tidak pernah stagnan terhadap keadaan. Berjalan dan berkembang terus, mengalami masa progress untuk kepentingan umat. Keberadaan dan perkembangannya pun terus dinanti-nanti oleh setiap kalangan. Inovasi yang menjadi acuan, tentulah sangat penting kehadirannya dalam setiap penciptaan.

Pelaku teknologi dituntut untuk menjadikannya sesuatu yang lebih berharga dan bermanfaat untuk kepentingan yang bersifat kolektif-etis. Kepentingan yang hanya dimonopoli (baca: dipimpin) oleh sebagian pihak saja, dan kita hanya menerima dengan tangan terbuka, tanpa harus berhati-hati terhadap akibat yang ditimbulkan dengan berkembangnya informasi tersebut. 

maka hal itulah yang kadang membuat kita terjerumus ke tempat-tempat yang tidak kita inginkan. Tidak memperhatikan informasi darimana dan untuk siapa saja infomasi tersebut. bisa saja informasi tersebut mengandung hal-hal yang kurang baik atau bahkan mengandung SARA. Sangat tidak masalah, jika keberuntungan berpihak terhadap kita. Mengikuti alur kebaikan dalam setiap infomasi. Hanya kita yang bisa menfilterisasi hal tersebut.

Bentuk infomasi dan teknologi yang ada, misalkan media massa. Muhibbin dalam buku Percikan Pemikiran Mazhab Mangli, menyebutkan “Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas, karena ia senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar terjadi”. Ini menandakan bahwa, bentuk informasi yang berupa media massa mempunyai peran yang strategis dalam menyalurkan informasi atau wacana yang terjadi di masyarakat.

Mengingat begitu ampuhnya media dalam menyalurkan wacana atau membentuk wacana, maka seringkali kita melupakan akan bias[1] informasi yang disajikan. Bila hal tersebut terjadi, maka perlu kita belajar tentang bias media massa. Menurut Al-Zastrouw, dalam buku Heri Winarko yang berjudul Mendeteksi Bias Berita, Panduan Untuk Pemula. Disebutkan bahwa “meski semua media massa mengandung bias, namun derajatnya berbeda-beda. Ada media yang derajat biasnya rendah sehingga cenderung obyektif, dan ada pula media yang bobot biasnya amat tinggi, sehingga berita dan analisis yang disajikan justru berbeda jauh, atau bahkan cenderung berseberangan dengan fakta yang sebenarnya.

Hal ini menandakan, semua informasi yang tersebar dalam lingkup mikro atau makro, semuanya bisa saja terjadi hal-hal yang negatif. Namun disisi lain kita sebagai orang yang terpelajar tentu mengetahui bagian mana yang harus kita ambil sebagai hal yang positif dan kita hindari sebagai sesuatu yang negatif, dengan cara-cara serta ketentuan yang berlaku.

[1] Dalam KBBI. belokan arah dr garis tempuhan krn menembus benda bening yg lain (spt cahaya yg menembus kaca, bayangan yg berada dl air); namun dalam berita diartika dengan nilai yang membandingkan berita terhadap ke objektifitasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun