Mohon tunggu...
ridwan zainuddin
ridwan zainuddin Mohon Tunggu... -

Nama : HM Ridwan Zainuddin SH Pekerjaan : Notaris dan PPAT Kab. Kepulauan Selayar Pendidikan : S-1 Fak. Hukum Unhas 1994 Spesialis Notariat Fak. Hukum UGM 1997 Organisasi : Sekretaris PC NU Kab. Kepulauan Selayar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Luar Biasa Nasionalisme Gayus

7 Januari 2011   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:52 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari ini kita kembali terperangah dengan sepak terjang Gayus Tambunan, seorang terdakwa kasus mafia pajak yang sementara meringkuk di LP Cipinang Jakarta Timur, yang kembali terungkap aksi jalan-jalannya di saat masih menghuni Rutan Mako Brimob Kelapa Dua. Bila sebelumnya ia telah mengakui keberadaannya saat di Bali untuk menonton sebuah turnamen tennis internasional, kini kiprahnya lebih sensasional lagi karena diduga telah sempat pula berkeliling ke manca Negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Macau, dengan bermodalkan paspor palsu.

Namun dibalik perilakunya yang negatif dan melawan hukum tersebut, ada satu hal yang menurut saya luar biasa dari seorang Gayus yaitu nasionalisme dan ketaatannya kepada hukum itu pula. Mengapa saya berpendapat demikian karena meski Gayus sudah mampu lolos ke luar negeri tanpa hambatan sedikit pun, tapi toh ia tetap kembali lagi ke balik jerujinya tersebut. Ia tak ubahnya seperti burung merpati yang meski dilepas oleh tuannya tapi kemudian tak pernah lupa untuk kembali ke dalam sangkarnya.

Kita tak dapat membayangkan bila orang lain yang berada di posisi Gayus. Namun sudah banyak contoh dimana para koruptor yang dengan berbekal izin untuk berobat di luar negeri tapi pada kenyataannya sudah tidak pernah balik lagi ke Indonesia. Sebut saja misalnya Samadikun Hartono dan Syamsu Nursalim. Mereka menggunakan alasan untuk berobat itu sebagai kedok untuk kemudian buron selama-lamanya. Demikian pula Edy Tanzil yang setelah punya kesempatan untuk kabur akhirnya hingga kini sudah tidak ketahuan lagi dimana rimbanya.

Adapun Gayus benar-benar ke luar negeri sekedar hanya untuk pelesir atau mungkin ada pula maksud-maksud terselubung lainnya dan setelah urusannya itu selesai maka ia pun kembali masuk dengan patuhnya ke dalam kerangkeng serta menjalani persidangannya sesuai yang telah dijadwalkan.

Boleh jadi di tengah-tengah ulahnya yang telah menampar dunia hukum nasional, Gayus masih memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan kepatuhan terhadap proses hukum yang sedang dia jalani. Buktinya ia tetap kooperatif dalam menjalani seluruh proses persidangan. Jelasnya, proses persidangan Gayus belum pernah terhambat hanya karena gara-gara ia tidak berada di tempat. Aksi keluyuran yang dia lakukan semua terjadi di sela-sela waktu persidangan itu.

Nah, di antara sisi perilaku buruk yang ditunjukkannya itu yang itupun juga telah memberi informasi akan bobroknya pranata hukum kita, ternyata ia pun masih punya sisi baik yang belum tentu dapat dilakukan oleh kita sekalipun. Meski peluang untuk buron begitu terbuka tapi ternyata ia tidak memanfaatkannya dan memilih untuk tetap kembali ke negaranya guna menjalani proses peradilan yang tengah berlangsung.

Gayus memang begitu fenomenal dan menjadi buah bibir sepanjang tahun 2010. Maka tak berlebihan bila saya merekomendasikan kepada lembaga-lembaga yang suka keranjingan memberikan award kepada pihak-pihak yang berprestasi dan punya dedikasi tinggi untuk menganugerahkan kepadanya gelar Man of The Year 2010. Mungkin ada yang berminat?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun