Mohon tunggu...
Ridwan Firdaus
Ridwan Firdaus Mohon Tunggu... -

Mencari jalan dalam gelap yang ada hanyalah mengira.. Tatkala yang manis dan pahit menyatu, tak ada buluh yang terjalin.. Tak ada ketergesaan yang mengeruhkan air! Dialah tak bernama, berwatak, bermasa depan!\r\n\r\nFacebook: www.facebook.com/xpelok777\r\nTwitter: @Al_pelok

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepakat Untuk Tidak Sepakat

5 September 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu waktu jaman SD, sering sekalisaya meributkan hal kecil denganteman - teman saya, seperti "ibu siapa
yang lebih cantik?", "cita - cita apa yangpaling keren?", sampai "mana yanglebih enak antara Chiki, Chitato,
Cheetoz atau JetZ?"Yang namanya anak SD, kemampuankami membangun argumen pun masihberantakan, perdebatan yangberlangsung pun biasanya hanyasekedar mengeluarkan statementrandom tentang apa yang dibela
secara bergantian, dan yang terakhirbisa mengeluarkan statement sebelumlawannya kehabisan argumen, maka
dia yang menang.Contohnya seperti ini:

"Ibuku adalah wanita paling cantiksedunia.

""Nggak lah, ibuku lebih cantik."
"Ayahku bilang ibuku yang palingcantik."
"Gak cuma Ayahku, kakekku juga bilangibuku paling cantik."
"Semua tetanggaku bilang ibuku palingcantik"

"Semua orang di RT-ku bilangibuku paling cantik"
"RT ku juga bilang ibuku cantik, dan RTkamu kan kampungan, jalannya sajasempit begitu, sementara RT ku kan
perumahan mewah"'

"Biarpun jalannyasempit tapi kan ketua RT ku orangsangat kaya, pemilik perusahaanbesar"
"...."dan, argumen pun selesai.Itu...argumen anak SD :)Tapi coba kalausekarang saya berdebat dengan anda,
istri atau pacar siapa yang lebih cantik,gimana cara kita menyelesaikannya?Saya bisa bilang pasangan saya lebih
cantik karena Ia lebih putih dan lekuktubuhnya menawan, namun anda jugabisa mengatakan bahwa pasangan
anda lebih cantik karena hidungnyalebih mancung dan posturnya lebihtinggi.
Pada titik itu kita tidak akan bisa lagimengextend argumen kita, kita jelasbisa menilai bahwa benar pasangan
saya lebih putih dan seksi tapipasangan anda lebih mancung dantinggi dan kita sepakat untuk hal itu
karena penilaiannya jelas. Tapi soalsiapa yang lebih cantik, bagaimanacoba menilainya? Kita obviously punya
standar yang berbeda soal mana cantikmana tidak, saya suka yang putih seksi,anda suka yang tinggi mancung, lantasgimana? kita mau voting? rasanya kantidak juga karena ini masalah selera.At this point, kita sepakat bahwa adaketidak sepakatan di antara kita yangsudah tidak bisa ditilik lebih jauh lagi,dan melanjutkan perdebatan lebih
jauh dari ini adalah nonsense, yangada nantinya antara ada pemaksaanatau debat akan melenceng dan
menjadi negatif "istrimu kan tukangngupil", "lha pacarmu tukang ngorok"dlsb.
Ini adalah sebuah bagian pentingdalam diskusi, bahwa ada kalanya kitasepakat bahwa kita tidak sepakat dan
itu tidak bisa diapa - apakan lagi, dankecuali hal tersebut memang harus di-resolve, maka ya sebaiknya kita selesai
pada titik itu. Kalau wajib di-resolve,misalnya perdebatan juri di pengadilanapakah si terdakwa bersalah atau
tidak, ya ada banyak cara, misalnyavoting.Tapi, kalau masalah selera, dan andagak ada tuntutan untuk me-resolve-
nya, daripada diperdebatkan kalausudah sampai level dimana kita ngertiperdebatan kita didasari perbedaan
selera dan bukan kesalahan logika, yamendingan disudahi saya dengankesepakatan bahwa kita tidak sepakat :)
*nb: perdebatan soal pasangan itubisa anda substitute denganperdebatan agama, selera pasangan
bisa anda substitute dengan keimanan,dan saya rasa anda akan pahamkenapa menurut saya tulisan inipenting :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun