Mohon tunggu...
Ridwan Maya
Ridwan Maya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis bekerja sebagai guru, dosen dan instruktur dibidang sain dan teknologi \r\n\r\nBuku-buku yang pernah ditulis antara lain: teknologi informasi dan komunikasi SMP kelas 7-9, mudahnya belajar elektronika untuk pemula, pengantar multimedia, pemrograman PHP dan desain website + blog, pengantar teknisi komputer dan jaringan, mudahnya belajar PHP dan database MySQL, Mudahnya belajar Pascal, Membangun Jaringan Komputer di rumah / small office, Pengantar Linux. CD Tutorial Interaktif Full Musik yang pernah dibuat antara lain : Cara Instant Mengenal Linux, Cara Instant Mengenal PHP dan Dreamweaver, Cara Instant Mengenal Hardware dan Merakit PC, serta tutorial- tutorial interaktif yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Watu Kumpul dan Sambangan di Desa Ngluwur Wonogiri (HARI KE 7)

15 Juli 2014   17:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda masih menyimak acara“ BANG DJ PULANG KAMPUNG ” hari ke tujuh ini aku sudah tidak ditemani oleh sepupuku prihadtyn lagi, karena sudah bekerja kembali, aku tidak berjalan jauh-jauh namun aku punya pengalaman tersendiri yang tak kalah mengasikkan… gimana sih ceritanya.. eiiit sabar dikit.. ini semua diseponsori oleh : RENTAL ONLINE COURSE COLLEGE, ONE DJ 89.1 FM ON THE ROAD, dan R-TV 388 VHF , untuk cerita, website / video perjalanan lebih lanjut sobat bisa akses disini : 1. http://rentalonline.comxa.com/wonogiri/index.php 2. http://youtube.com/ridwanAMD/ 3. http://facebook.com/dj.buffy

25/6/2012 ( Sambangan dan Watu Kumpul ) Hari senin pun tiba, hari dimana para orang mulai bekerja kembali, ada yang bertani, berladang dan ada yang berangkat ke kota, seperti sepupuku dia bekerja dan menginap diasrama, sedangkan sepupuku yang 1 lagi pano sedang ujian semester di kampusnya di Jogja. Seharian ini tidak ada pengalaman yang spesial namun akupun mencoba hal baru yang menarik, tak lama kemudian sekitar pukul 07.10 aku diajak ayah kesawah lalu mengupas kacang di kebun, setelah itu aku diajak ke batu beasar sekali yang dahulu kala tempat ayah mengambil rumput untuk makanan sapi dan kambing. Diatas batu tersebut ada gubuk kecil tempat menyimpan rumput-rumput. Lama disana aku mendengar suara alam dan memandangi hamparan sawah yang luas dan dikejauhan aku melihat burung seperti burung bangau memasukki sawah dan menginjak-injak padi, itu berbahaya karena dapat merusak padi yang baru ditanam. Pukul 07.50 kami pulang sekalian mampir ke daerah yang dinamakan “Watu Kumpul” dalam bahasa indonesia artinya Kumpulan batu-batu. Anehnya batu itu sekarang besar-besar sekali, padahal waktu jaman ayah kecil batu-batu tersebut tidak sebesar dan serapat itu, jadi kesimpulannya batu itu hidup. Banyak orang sambangan sami rasa mereka bergotong royong mengambil batu untuk dibuat langgar / mushola diantara kampung, karena pemukiman sudah padat dan hanya 1 masjid dikampung seluas itu . ketika saya mewawancarai warga berapa yang mereka butuhkan? Merka menjawab 8 kubik. Aku melihat mereka bekerja tanpa lelah, pagi-pagi sekali mereka sudah membawa peralatan seperti linggis, palu besar, kain, dan pahat untuk mengancurkan batu. Dengan peralatan sederhana mereka bekerja dengan senang hati…
Sore harinya aku memutuskan untuk membeli oleh-oleh ke Pasar Semin Jogjakarta yang sebelumnya aku sudah memutuskan makanan kecil khas jogja yang terkenal mendunia ialah Bakpia Pathuk… tak jauh dari pasar semin sekitar 1km, pukul 16.05 aku mengunjungi tempat pembuatan bakpia tersebut. Masih segar para pegawai sedang membuat bakpia pathuk, ada yang sedang memasak, ada yang sedang membungkus dan ada yang sedang melayani pelanggan. Tapi perlu diingat jalan turun gunung sempit dan curam, mungkin mobil sedan pun sulit melintas, hanya ada sepeda motor saja. Itupun selain rem harus pakem pengendara harus pintar membawa kendaraannya. Dijalan ketika aku ingin pulang aku melihat baso malang. Sayang sekali aku tak sempat membelinya, padahal aku ingin sekali bahkan membeli 2000 saja sudah penuh 1 mangkok Bersambung ke cerita berikutnya masih dalam 1 blog…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun