[caption caption="Penulis dengan CEO Kompasiana.com, Pepih Nugraha, di acara #Kompasianival2015 (Dokumentasi Pribadi)"][/caption]
Tulisan pertama tentang catatan perjalanan menuju #Kompasianival2015 telah aku publish dengan judul Dengan Kaki Cedera dan Dollar Hasil Blogging, Aku Hadiri Kompasianival 2015. Dalam tulisan sebelumnya aku menceritakan walaupun dengan kaki cedera, bersikeras berangkat ke ajang #Kompasianival2015, dan berkat uang hasil blogging, aku bisa menghadiri ajang kopi darat Kompasianer, Blogger dan Netizen terbesar di Indonesia. Berikut tulisan kedua ku dari Tetralogi Catatan Menuju #Kompasianival2015.
Berkat “Jurnalis Kompasiana” Aku Dapatkan Tandatangan Pepih Nugraha
Acara pembukaan #Kompasianival2015 terlambat dari jadwal. Di lokasi utama Kompasianival semakin sepi setelah 100 Kompasianer yang terpilih berangkat ke Istana. Yang tersisa hanya beberapa panitia dan Kompasianer yang tidak berangkat ke Istana.
Jujur, aku jadi “Culang-cileng” (lihat-lihat atau tengak-tengok) sendirian di arena Kompasianer karena belum ada yang dikenal.
Akhirnya aku berkenalan dengan seorang Kompasianer. Lagi-lagi, yang aku temui seorang “Sundanis”. Iya nama Kompasianer itu, Asep Rizal, Kompasianer yang mengaku satu daerah dengan Kang Pepih Nugraha, dari Tasikmalaya.
Atuh kaleresan (jadi kebenaran), akhirnya aku berdialog kembali dengan “Bahasa Jerman Kuno”. Tidak bisa bisa dihindari...he..he.
Iya berkat Kang Asep ini aku tidak lagi “Culang-Cileng” sendirian di arena Kompasianival.
Kami mengobrol banyak hal tentang Asep. Mulai kiprah Kang Asep sebagai Kompasianer Tasikmalaya yang dikenal kritis oleh Pemda setempat, masalah Pilkada KabupatenTasikmalaya yang nyaris gagal karena pasangan calonnya hanya satu, sampai tercatatnya Kang Asep sebagai “Jurnalis Kompasiana” di kantor Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya layaknya Wartawan-Wartawan mainstream lainnya.
Kang Asep sempat terkikik menceritakan perihal dicatatnya nama dia di Kantor Kesbangspol. Pasalnya Kang Asep dikenal Kompasianer yang “galak” di Tasikmalaya.
Berkat Kang Asep ini juga akhirnya aku dikenalkan dengan Kang Pepih Nugraha. Awalnya mengutarakan ke Kang Asep, bahwa aku membawa dua buku karya Kang Pepih dengan judul Citizen Journalism dan Menulis Sosok.