Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilik Media dan Power Holder

20 Februari 2013   19:06 Diperbarui: 1 November 2015   14:14 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13611865771342437874

Menjelang 2014, peran media menjadi penting dalam menegakkan demokrasi. Namun, saat ini independensinya menjadi sebuah tantangan tersendiri terkait mayoritas pemilik media mainstream sudah berafiliasi kepada partai politik. Dengan kekuasaaan (power holder) yang dimilikinya, media mampu mengarahkan opini publik. Media pada akhirnya menjadi corong kekuatan politik dan sangat partisan.

Melihat kondisi independensi Media yang demikian, Presiden SBY sempat menyinggungnya pada puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-27 di Manado, Senin (11/2/2013).

Dalam sambutannya, Presiden menyatakan pers di era demokrasi adalah salahsatu pemegang power holder, oleh karenanya harus bisa menggunakan kekuasaannya dengan baik.

"Dimanapun di dunia ini, pemegang kekuasaan selalu menghadapi godaan. Oleh karena, saya selalu menganjurkan, mengajak kita semua, termasuk Presiden, sebagai salahsatu power holder di Indonesia  untuk pandai-pandai dengan penuh amanah,  menggunakan kekuasaan itu, untuk sebesar-besar kepentingan rakyat yang sama-sama kita cintai", Ungkap Presiden.

Apa yang dikatakan Presiden memang benar. Sejatinya Pers atau media massa adalah  "Pilar keempat" demokrasi yang melengkapi "trias politica" yang sudah  ada, yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Media massa, baik cetak maupun elektronik (termasuk media online), harus bisa mengawasi tiga pilar negara tersebut. Namun, pada praktiknya, masih ada media massa yang menyalahgunakan "power holder" yang dimilikinya, sering melebihi kewenangannya sebagai "wacthdog".

Yang lebih memprihatinkan saat ini, konten atau acara media mainstream terindikasi  mengikuti keinginan Pemilik Media. Khususnya Media yang sahamnya dikuasai oleh Pengusaha yang juga politisi.

Gurita Media Milik Pengusaha

Berita mengejutkan datang dari Hary Tanoesoedibjo (HT), Pengusaha yang juga CEO MNC Grup, menyatakan bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pimpinan Wiranto, Minggu (17/02/2013). 

Berita ini menjadi "hard news" ditengah hiruk pikuk pemberitaan "Kisruh Partai Demokrat" dan "Masalah Suap Impor Daging Sapi".

Menjadi penting, karena belum lama HT hengkang dari Partai Nasdem, partai besutan pemilik Media Group, Surya Paloh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun