Mohon tunggu...
Cah Indo
Cah Indo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Working employee

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pak Jokowi, Naikkan BBM, Jangan Dengerin Social Media

1 Oktober 2014   22:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Minggu ini dihebohkan kembali akan kepastian kenaikan BBM yang akan diambil pak Jokowi dengan kenaikan sebesar Rp 3.000/liter. Bagi para pemilik mobil angka segitu saya rasa bukanlah sebuah masalah yang besar, buktinya ketika kenaikan BBM dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter penjualan mobil tidak pernah turun malah selalu mencapai rekor penjualan setiap tahunnya bahkan di Asia Tenggara. Angka Rp 3.000/liter memang akan menaikkan biaya transportasi para pemilik mobil dan motor sebesar 50%, namun jika dihitung secara total pengeluaran paling hanya menggerus 5% - 10% saja dari keseluruhan biaya bulanan para pemilik mobil dan motor.

Tidak terlalu masalah seharusnya. Namun Pak, memang ini menjadi buah simalakama karena kita selalu menuduh pemilik mobil dan motorlah yang akan sangat terdampak pada kenaikan BBM, namun jika belanja BBM setiap pemilik mobil dan motor hanya sebesar 10-20% dari total pengeluarannya maka kenaikan 50% BBM hanya akan meningkatkan belanja mereka sebesar 5-10% saja, itu bukanlah hal yang terlalu besar. Namun yang berefek besar adalah kenaikan ikutan dari barang-barang akibat BBM tersebut. Kenaikan barang pokok sifatnya lebih liar dibandingkan kenaikan transportasi akibat kenaikan BBM. Untuk ongkos angkutan umum masih bisa dijaga oleh peraturan, namun bagaimana dengan jasa dan barang yang 100% diserahkan kepada mekanisme pasar dan persepsi.

Untuk itu pak, ada baiknya pertimbangkan persepsi yang ada pada para rakyat terkecil (pengeluaran dibawah US 2/hari) serta para pelaku jaringan niaga barang dan jasa (pedagang). Persepsi dari kedua pihak tersebut sangat penting karena mereka penentu seberapa besar harga akan bergerak.

Pentingnya persepsi pedagang :

Pedagang/tarder/pelaku usaha perniagaan barang dan jasa memiliki persepsi yang sangat tanggap terhadap berbagai isu yang akan terjadi. Jika ada kenaikan harga BBM ada beberapa yang langsung terlintas, yaitu :

- mereka memperhitungkan bahwa setelah kenaikan BBM para pekerja mereka/staf akan menuntut kenaikan gaji yang diatas kebiasaan pada umumnya dan harus dianggarkan secepatnya

- Mereka memperhitungkan kenaikan biaya transportasi atas Barang serta Jasa mereka

- Mereka akan memperhitungkan bahwa para pemasok mereka akan berfikiran yang sama dengan mereka sehingga mereka segera menganggarkan bahwa bahan baku dari pemasok akan mengalami kenaikan dan belanja modal akan naik.

- Meraka memperhitungkan bahwa ongkos produksi akan naik sehingga sebelum itu terjadi mereka menaikkan harga sedini mungkin dengan persepsi bahwa ketika harga modal naik mereka masih bisa cover.

Selain persepsi pedagang, harus juga kita mengetahui tentang persepsi rakyat yang sangat termarjinalkan. Seberapa besar mereka yakin dalam menangani gejolak harga yang akan terjadi. Rakyat dengan pengeluaran US $ 2 per hari atau 20ribu perhari merupakan pihak yang paling sensitif terhadap gejolak harga barang dan jasa karena mereka tidak memiliki bemper financial yang memadai. Jangan sampai persepsi mereka menurun drastis dan menimbulkan sifat pesimisme yang lebih tinggi.

Persepsi kelas menengah juga patut diperhatikan karena kelompok inilah yang cukup berperan dalam terjadinya kesetimbangan harga barang dan jasa. Sebagai contoh : Jika harga BBM naik, harga beras dari pedagang naik dari 8.000 menjadi 12.000 dengan alasan kenaikan BBM. Jika kelas menengah masing menganggap kenaikan tersebut masih bisa diterima karena space bemper financial mereka cukup ada maka akan terjadi kesetimbangan harga baru di 12.000. Namun jika harga tersebut direspon negatif oleh kelas ini, maka mungkin ada peluang akan terjadi koreksi harga terhadap barang tersebut. Dalam hal ini harga sangat bergantung pada supply dan demand dari proses ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun