[caption id="" align="aligncenter" width="410" caption="Student Life and Gadget (image source: www.assawsana.com)"][/caption]
Dewasa ini penggunaan gadget menjadi stylish bagi kehidupan kampus. Kampus yang menjadi tempat belajar mengajar mau tidak mau harus berhadapan dengan yang namanya gadget. Hal ini tentu menjadi suatu kesigapan bagi semua pemangku kepentingan di kampus baik dosen pengajar, mahasiswa dan pengelola kekuasaan dikampus itu sendiri untuk menanggapinya.
Berdasarkan googling singkat yang saya lakukan mengutip dari Wikipedia yang secara singkatnya saya parafrasekan menjadi, gadget adalah suatu objek teknologi barang elektronik dalam bentuk ukuran kecil tipis dengan inovasi kemudahan dan pastinya barang keluaran baru. Memang gadget mempunyai pengertian yang banyak, bagi saya yang seorang mahasiswa yang terpikirkan dengan seketika gadget itu laptop, smartphone, camdig, game mobile, what else?
Gadget membunyai banyak fungsi hal positif bagi kehidupan kampus. Disini saya akan mengerucutkan gadget pada laptop dan smartphone yang dominan digunakan oleh mahasiswa. Manfaat yang nyata bagi mahasiswa menggunakan laptop yaitu untuk membuat suatu tugas yg diberikan dosen dengan adanya laptop mahasiswa bisa mencari informasi lebih untuk membuat suatu presentasi, download e-book yang tentunya dengan dukungan koneksi internet. Dengan adanya smartphone mahasiswa bisa berkirim pesan melalui messenger untuk diskusi tanya jawab atau sekedar membagi informasi terbaru, terkadang smartphone yang didukung dengan beberapa aplikasi social media membuat pihak prodi fakultas dan juga universitas lebih mudah membagikan informasi seluas-luasnya, bagi dosen sekarang tidak perlu berat-berat lagi membawa computer jinjing cukup dengan membawa smartphone dan kabel HDMI untuk presentasi ke mahasiswa.
Namun gadget ternyata mempunyai dampak negative bagi kehidupan kampus, yang paling saya rasakan dan mungkin juga dirasakan oleh semua mahasiswa pengguna gadget yaitu mahasiswa jadi kurang kreatifitas untuk mencari informasi lebih dan bahkan gadget tidak digunakan sesuai peruntukkannya bahkan menggunakannya disaat dan waktu yang tidak tepat seperti menyontek, selfie lagi belajar tanpa diketahui dosen. Kurang kreatifitas tidak hanya bagi mahasiswa bahkan dosen, termasuk salah satu dosen saya yang tidak bisa mengajar kalau tidak disediakan LCD infocus apalagi kalau mati lampu padahal pelajaran hitungan yang butuh penjelasan secara detail dipapan tulis. Itu artinya salah satu dosen tersebut tidak mengembangkan cara dalam mengajar yang baik dan benar, tapi untung nilainya bagus, oops orientasi nilai banget. Oh ya saya perlu ceritakan bahwa ada salah satu teman saya yang gagal cumlaude akibat kebanyakan ngegame yg lagi booming deretan teratas di playstore seperti xOC, Gexrxch (nama game disamarkan haha).
Sebulan yang lalu saya lihat video di youtube yang mengajak kita sadar bahwa gadget telah menyandera kita, bahkan kita menjadi acuh-tak acuh tak pernah lagi untuk bercengkrama atau bersilaturahmi ke teman sanak family secara face to face itupun juga yang terjadi pada mahasiswa menjadi antisocial tidak mau berserikat berkumpul di kampus bahkan jadi mahasiswa kupu-kupu kuliah pulang kuliah pulang. Dan juga saya jadi teringat dengan kebiasaan mahasiswa yang hobinya chat, update status, webcam, masang foto yang sebernanya pribadi di socmed, smuanya bisa jadi pisau bermata dua yang mengancam pemiliknya seperti Amanda Todd yang depresi bunuh diri karena kesalahan dirinya memeperlakukan gadget.
Kita muda kita mahasiswa tentu harus mempunyai banyak kreatifitas, jika kita bisa memanfaatkan gadget bagi dunia pendidikan bahkan untuk mengembangkan suatu riset itu jauh lebih bagus dari pada hanya menunggu, maksudnya nunggu diklaim orang bahkan negara lain. Sebagai generasi penerus bangsa kita tidak mau terus-terusan terbelakang menjadikan kita orang yang individualis dan egoitis tanpa memikirkan orang-orang yang mempunyai keterbatasan kesempatan dan financial ekonomi.
Melalui tulisan ini saya mengajak civitas akademika penyokong kehidupan kampus untuk mulai bertindak bijak dalam memperlakukan teknologi khususnya gadget. Kalau dibuat lomba membuat prototype gadget kan lebih bagus, bisa menguntungkan semua pihak jika bisa di komersilkan secara luas dan gunakanlah gadget untuk yang bermanfaat seperti menjadi jurnalis warga, blajar bahasa asing dan ikut komunitas menulis secara online yang jelas manfaatnya.
Sekian #TerusBerjuang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H