Mohon tunggu...
Ahmad Ridwan
Ahmad Ridwan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

my name is ridwan from tuban

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hidupku Adalah Air Mataku......

19 April 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang sekarang ternyata masih gadis - gadis yang di aniaya oleh kedua orang tuanya,,banyak orang tua yang tega menyiksa anaknya dengan berbagai cara, diantaranya : memukulinya, membuangnya dan bahkan ada yang rela melemparnya ke sungai. Ada banyak alasan orang tua menyiksa anaknya mulai faktor ekonomi sampai faktor hubungan gelap..entah apa yang ada dalam pikiran mereka atau memang keadaan menuntut mereka seperti itu.....dari sinilah ada sebuah cerita nyata tentang diskrimminatif dalam kasih sayang terhadap anak.......di suatu desa di sebrang jalan terdapat sebuah yang di huni oleh pasangan suami istri dengan 2 orang anaknya yakni bunga dan mawar(mana samaran)...kedua kakak beradik itu berbeda dalam pendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, bunga kakak dari mawar lebih di sayang daripada  mawar. padahal idealnya atau umumnya orang tua lebih sayang yang muda dari pada yang tua,,awal ceritanya dimulai dari keingnan orang tua yang ingin memiliki anak laki_ laki, suatu hal yang sepele menurut saya,akan tetapi dari awal itulah berdampak sebuah diskriminatif dalam mengasuh anak dan bbahkan sempat mau dibunuh waktu lahir,,di ceritakan seorang kakek tua yang dulu waktu membantu kelahiran mawar'' ketika ibu mawar melahirkan anaknya dan mengetahui yang dilahirkan itu adalah seorang bayi perempuan secara emosional seorang ibu yang dinilai atau lebih dekat kasihsayangnya tega menganiaya bayinya dengan menendang bayi yang susah payah dia lahirkan sambil merintih sakit dan berkata "rugi q ngelaerno anak wedok" entah sadar atau tidak ibu itu telah menganiaya anaknya sampai anaknya itu di kira meninggal dunia karena udah tidak bernafas lagi..kemudian kakek yang biasa di sebut mbh kor itu mencoba melihat bayi tersebut dengan izin Allah tiba " terdengar menangis,,suasana rumah yang semestinya senang dengan kelahiran seorang anak berubah menjadi duka,,rasa ketidak senangan kepada anaknya tersebut berlanjut sampai mawar dewasa,, suatu ketika mawar di suruh bapaknya untuk memyelep jagung yang tidak jauh dari rumahnya,,karena antri mawar bermain dengan teman sebayanya sambil menunggu antrian tersebut..bapaknya yang melihat mawar dari depan rumahnya dengan keadaan marah sembari membawa pecut menghampiri mawar dan memecut mawar hingga mawar babak belur..mawar yang merintih kesakitan sampil meneteskan aermatanya dengan isak tangis yang mendalam membuat mawar memikirkan kesalahan apa yang dia lakukan sehingga bapaknya tega melakukan hal tersebut.....next..

melihat kejadian tersebut kakek yang menolong mawar ketika baru lahir ( mbh kar) tetangga mawar menghampiri rumahnya, mbah kar sangat terenyuh melihat penderitaan mawar yang dianggapnya sebagai cucunya sendiri..beliau kemudian menemui bapaknya mawar untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya..mbah kar berkata pada bapk mawar : seorang anak dilahirkan bukan untuk di siksa, dianiaya, dijadikan pelampiasan amarah, apalagi mawar itu wanita..mawar itu masih kecil dan belum tau apa", tidak seharusnya kau melakukan itu pada mawar, tidakkah kau ingat bagaimana mawar dilahirkan,dia hampir mati karena ulah istrimu,tidakkah ada rasa kasihan kau pada anak mu?,,sambil diam dan merenung bapak mawar itu kemudian pergi keluar rumah seolah dia menyesali apa yang dilakukannya..akan tetapi apa mau dikata sejak kejadian itu mawar terkena gangguan psikologis, mawar sering sakit - sakitan, ia pendam rasa sakitnya itu sampai dia beranjak remaja,,,next..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun