Mohon tunggu...
Ahmad Ridwan
Ahmad Ridwan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

my name is ridwan from tuban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Don't Sad

14 Maret 2012   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:05 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GENERALISASI DALAMSEJARAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

“Metodologi Penelitian Sejarah I”

Dosen Pembimbing :

Dra. Lailatul Huda, M.Hum

Dra. Lilik Zulaikha, M. Hum

Oleh:

Ahmad RidwanA32209008

MahfudhohA82209059

Nailatul IzzahA32209015

SahmaA02209951

Rina A822090

FAKULTAS ADAB

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2011

GENERALISASI DALAM SEJARAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah adalah ilmu yang unik dan mandiri., artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri, permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. Sejarah berarti menafsirkan, memahami,dan mengerti. Dalam sejarah pentingnya mengerti prinsip – prinsip umum untuk membantu mengertisatu kasus tunggal. Sejarah sangat berhubungan dengan ilmu – ilmu social karena pada dasarnya mempunyai objek kajian yang sama yaitu manusia.

Sejarah sebagai ilmu harus bersifat empiris, memiliki teori, mempunyai generalisasi, memiliki metode. Dari beberapa karakteristik tersebut, dalam makalah ini akan menjelaskan tentang generalisasi dalam sejarah. Karena generalisasi dalam sejarah itu dapat memberikan ilustrasi bagaimana penyelidikan sejarah yang terus menerus dapat berguna menguji generalisasi terdahulu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Generalisasi

Generalisasi (bahasa Latin generalis bermaksud umum) adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum. Generalisasi itu dapat dipakai sebagai hipotesis des­kriptif, yaitu sebagai dugaan sementara. Akan tetapi, Generalisasi dalam sejarah berbeda dan bertentangan arti dalam istilah. Hal ini, dikarenakan sejarah didefinikan sebagai ilmu yang mengungkapkan suatu peristiwa dalam keunikannya. Dari keunikan tersebut menunjukkan suatu peristiwa yang sekali terjadi dan tidak terulang kembali. Maka, apabila tidak terulang tidak mungkin membuat generalisasi.

B. Generalisasi Dalam Sejarah

Generalisasi itu mempunyai sifat keajekan (keteraturan), dalil,atau hokum yang berlaku untuk beberapa masalah. Hokum atau dalil yang menunjuk kepada kenyataan yang setiap kali terjadi tak tergantung kapan dan di mana. Dalam sejarah tidak ada keajekan, akan tetapi, sejarah lazimnya berhubungan dengan pola kelakuan manusia berdasarkan orientasi nilai, system social, kebutuhan ekonomis, sifat psikologis yang dalam sejarah deskriptif – naratif lebih tertuju pada peristiwa yang unik, sedangkan di sisi lain dengan meminjam pendekatan ilmu social membuka kesempatan untuk mengungkapkan berbagai keajekan dengan menggunakan pisau analitis ilmu – ilmu sosial . Hal ini yang di gunakan oleh para sejarawan dalam mengartikan generalisasi dalam sejarah. Jadi, generalisasi dalam sejarah itu untuk mengungkapkan dan menganalisis peristiwa – peristiwa yang unik dan umum karena berhubungan dengan pola perilaku manusia. Dari penjelasandi atas di ungkapkan bahwa keunikan adalah hanya sekali terjadi, namun apabila memperhatikan pola, tendensi, dan struktur ada kemiripan antara satu peristiwa dengan yang lain. Hal inilah sebagai jalannya suatu proses. Contoh : pemberontakan petani sebagai gerakan social. Dapat diidentifikasikan dengan soal ideology, kepemimpinan, hubungan dengan pengikut, mobilisasi, struktur organisasi, benturan dengan penguasa.

C. Tujuan Generalisasi Sejarah

Generalisasi bertujuan dua perkara penting, yaitu; (1) saintifikasi dan (2) simplifikasi.

Saintifikasi merupakan sejarah yang lebih condong pada kemungkinan. Contohnya,bila ingin memberi warna pada sesuatu tembok perlu tahu bahwa diperlukan berapa tong cat. Perhitungan luas tembok dan berapa meter dapat dicat oleh setiap tong. Jadi, dapat diramalkan dengan penuh kepastian berapa tong cat yang diper­lukan. Ramalan itu dalam ilmu sosial, ter­masuk sejarah adalah tidak dengan penuh kepastian, sebaliknya hanya berupa kemungkinan..

Simplifikasi. Simplifikasi diperlukan supaya sejarawan dapat mela­kukan analisis. Demikianlah, Madura dapat disederha­nakan sebagai daerah dengan ekologi tegal yang selalu mengalami kelangkaan sumber. Penyederhanaan yang ditentukan melalui pembacaan ituakan membimbing (menuntun) seja­rawan dalam mencari data, melakukan kritik sumber, in­terpretasi dan penulisan.

D. Macam-macam Generalisasi

a. Generalisasi Konseptual yaitu konsep yang menggambarkan fakta.

b. Generalisasi Personal yaitu penyimpulan suatu kejadian melalui perorangan.

c. Generalisasi Tematik yaitu berdasarkan tema.

d. Generalisasi Spatial yaitu generalisasi tentang tempat..

e. Generalisasi Periodik yaitu membuat kesimpulan umum mengenai sebuah periode.

f. Generalisasi Sosial yaitu membuat kesimpulan terhadap suatu kelompok social.

g. Generalisasi Kausal yaitu membuat kesimpulan atas dasar sebab musabab.

h. Generalisasi Kultural. yaitu kesimpulan atas dasar cultural “adat istiadat”.

i.Generalisasi Sistemik yaitu pembuatan kesimpulan umum tentang adanya suatu system dalam sejarah.

j. Generalisasi Struktural yaitu membuat kesimpulan struktur fisik maupun non-fisik seseorang/lembaga agar mudah mengenali/membedakan.

E. PerbedaanGeneralisasi Ilmu – Ilmu Lain Dan Ilmu Sejarah

Dalam setiap disiplin ilmu pasti mempunyai kesimpulan umum ( generalisasi). Begitu juga sejarah sebagai ilmu pasti mempunyai generalisasi. Perbedaannya adalah apabila kesimpulan( generalisasi) untuk ilmu – ilmu lain bersifat nomotetik, sedangkan generalisasi dalam sejarah bersifat idiografis. Kesimpulan umum dari suatu ilmu ( bukan sejarah) biasanya diakui kebenarannya di mana – mana ( kebenaran umum). Tetapi kesimpulan sejarah bisa menjadi koreksi kesimpulan ilmu lain. Kesimpulan dalam sejarah lebih dekat dengan pola – pola atau kecenderungan dari suatu peristiwa, sehingga dari kecenderungan tersebut dapat di lihat bagaimana perkembangan di tempat lain atau bagaimana perkembangan di waktu yang akan datang. Contoh, kaum Marxisme, membuat generalisasi bahwa semua revolusi merupakan perjuangan kelas, ternyata tidak semuanya begitu. Revolusi di Indonesia di gerakkan oleh ide nasionalisme, bukan perjuangan kelas.

F. Manfaat Generalisasi – Generalisasi Sejarah

Para sejarawan di dalam merumuskan generalisasi dalam memberikan interpretasi mengenai masa lampau dengan kenyataan yang benar ( valid), maka generalisasi sejarah dapat berguna untuk memberikan gambaran bagaimana penyelidikan sejarah yang terus menerus sehingga dapat menguji generalisasi yang lebih terdahulu.

KESIMPULAN

Sejarah adalah peristiwa yang sekali terjadi dan tidak akan terulang kembali untuk ke dua kalinya dalam waktu dan tempat yang sama. Generalisasi dalam sejarah ini ada karena meminjam analisis ilmu social dan mengungkapkan dan menganalisis suatu peristiwa – peristiwa yang unik dan umum.

Generalisasi berguna dalam memberikan interpretasi mengenai masa lampau sehingga generalisasi itu dapat memberikan ilustrasi bagaimana penyelidikan sejarah yang terus menerus dapat berguna menguji generalisasi yang terdahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI – Press), 1985.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Yayasan Bentang Budaya : 1995.

Kartodirjo, Sartono,Pendekatan Ilmu Sejarah Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Sardiman AM, Memahami Sejarah. Yogyakarta : BIGRAF Publishing :2004

file:///G:/generalisasi_sejarah%201.htm, tgl 23 Desember 2011

. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Yayasan Bentang Budaya : 1995, hal : 141

. Sartono Kartodirjo, ( Pendekatan Ilmu Sejarah Dalam Metodologi Sejarah). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1993. hal : 103

Ibid, Sartono Kartodirjo, hal :103

. Ibid, Kuntowijoyo, hal : 142

file:///G:/generalisasi_sejarah%201.htm, tgl 23 Desember 2011

Ibid, Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah, hal : 147

. Sardiman AM, Memahami Sejarah. Yogyakarta : BIGRAF Publishing :2004 , hal : 48 - 49

Ibid, Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI – Press), 1985. hal :189

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun