Mobil 'Ferrari' bertenaga listrik Pak Dahlan Iskan banyak ditulis berbeda-beda di berbagai media. Ada yang menuliskan 'Tuxuci' dan ada juga 'Tucuxi'. Setelah dicek, keduanya terekam dalam Kamus Zoology tahun 1999, yang merujuk pada jenis Lumba-lumba. Berikut kutipannya: Another river dolphin species is the tucuxi or grey dolphin. It is darker and smaller than the boto, with a shorter snout, and a distinctive triangular dorsal fin. The tuxuci is found in larger groups and unlike the boto, jumps out of the water. dan The tucuxi (Sotalia fluviatilis), alternately bufeo gris or bufeo negro (both in Peru) is a dolphin found in the rivers of the Amazon Basin. Namun, bagaimana cara membacanya? Secara fonologis, huruf 'x' dalam bahasa Indonesia menjadi 'ks' seperti dalam kata 'export' menjadi 'ekspor' dibaca /ekspor/, 'sexy' menjadi 'seksi' dibaca /seksi/, 'axis' menjadi 'aksis' dibaca /aksis/ dan seterusnya. Nah, demikian juga dengan "Tuxuci" atau "Tucuxi" masing-masing dibaca /tuksuci/ atau /tucuksi/ bukan /tukusi/ atau bukan /tukusi/. Terlepas dari kecelakaan yang terjadi, apa tujuan pembuatan mobil listrik ini? untuk dieksporkah? atau untuk dijual di dalam negeri? sebaiknya sih, membangun transportasi umum bertenaga listrik seperti KRL tuh, dan contoh lain ialah Bus Transjakarta berbahan bakar Gas, begitu juga dengan taksi. Selain ramah lingkungan, transportasi umum sangat dibutuhkan oleh masyarakat seperti saya... Salam Tuxuci! Salam Tucuxi!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H