Ada dua orang yang memiliki pendapat berbeda tentang uang dan kebahagian, orang pertama mengatakan bahwa semua kebahagiaan membutuhkan uang, lalu orang kedua mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan.
Pendapat kedua orang itu tidak ada yang salah, karena tergantung dari kacamata mana mereka melihat, mengapa demikan? Karena kedua hal tersebut pernah aku rasakan. Pada fase dimana aku memiliki pendapat seperti orang pertama, aku melihat bawha semua yang bisa membuatku bahagia yaitu dengan memiliki banyak uang, karena pada saat itu mindset yang tertanam dalam otakku, aku bisa mendapatkan apapun jika punya banyak uang.
Namun, saat ini aku berada pada posisi orang kedua, yang mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, dan ya... Pernyataan itu aku rasakan saat ini, aku memiliki penghasilan yang lebih besar dari tempatku yang sebelumnya tapi disatu sisi aku tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk istri dan anakku dirumah, hal ini sangat menyiksa pikiran dan batinku.
Dan setelah aku merasakan kedua fase tersebut, aku lebih condong pada pendapat orang kedua yang mengatakan uang tidak bisa membeli kebahagiaan, sebab kebahagiaan bisa dibuat dalam kondisi apapun, tergantung bagaimana kita menyikapi situasi dan kondisinya.
Aku melupakan banyak hal ketika dulu masih memiliki penghasilan yang sebenarnya tidak kecil juga tapi saat itu aku terobsesi ingin memiliki penghasilan yang besar, sehingga melupkan semua kenikmatan yang ada, karena sejatinya rezeki itu datang bukan hanya dalam bentuk uang, ditempatku yang lama aku mendapatkan lingkungan kerja yang hangat, kekeluargaan yang baik, waktu luang yang banyak dan atasan yang sangat baik. Hal itu merupakan bentuk rezeki juga.
Karena mindset memiliki uang yang banyak dapat membantuku untuk mewujudkan semua yang aku mau, membuatku melupakan kebahagiaan kecil yang telah Allah berikan dan menukarnya dengan uang. Sebuah pembelajaran yang sangat besar untukku yang membuatku sadar bahwa kedepannya harus selalu mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan untukku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H