Mohon tunggu...
Mokhammad Ridwan Fauzi
Mokhammad Ridwan Fauzi Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Hanya seorang hamba yang menikmati skenario Tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Book

Tentukan Jalan Hidupmu

16 Juni 2023   10:27 Diperbarui: 16 Juni 2023   10:37 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.gramedia.com/

           Jika ada sebuah pertanyaan, "Apa yang ingin kamu raih dalam kehiduapan ini?". Tentu saja sebagian besar akan menjawab, bahwa aku ingin bahagia, aku ingin sukses, memiliki rumah dan kendaraan mewah juga keluarga yang harmonis. Jawaban-jawaban retoris seperti itu sudah sangat lazim didengar ketika kamu menanyakan hal serupa kepada segelintir orang. Karena pada dasarnya, setiap orang ingin menikmati kehidupan yang menyenangkan bukan menyedihkan.

            Setiap orang ingin hidup dengan gembira, memiliki popularitas tinggi dan dikenal oleh banyak orang, bergelimang harta sehingga dengan mudah membeli apapun yang diinginkan, merasakan dicintai oleh orang yang juga mencintai kita, dan banyak hal positif lain yang kita inginkan untuk menunjang kehidupan yang penuh dengan kegembiraan.

            Namun, ada sebuah pertanyaan yang lebih menarik dari pertanyaan diatas dan tidak pernah disadari oleh sebagian besar orang, yaitu "Rasa sakit seperti apa yang ingin kamu rasakan dalam hidup ini? Dan apa yang membuat kamu rela berjuang?".

            Contoh, sebagian besar orang ingin mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan dan mendapat gaji yang fantastis, namun tidak banyak orang yang mau bersedia menderita selama berjam-jam dalam sehari hanya untuk bekerja, perjalanan yang jauh dari rumah menuju kantor, dokumen-dokumen pekerjaan yang membuatmu merasa jijik melihatnya, serta pemandangan yang hanya berupa layar laptop dan kubikel kerja yang sangat melelahkan.

            Hal-hal yang seperti itu lah yang pada akhirnya membuat mereka lebih baik memilih diam dan termakan oleh angan-angannya sendiri, dan mengatakan "Seandainya saja saya...". Karena kebahagiaan membutuhkan perjuangan bukan angan-angan semata, dan karena kebahagiaan muncul dari suatu masalah. Loh kenapa seperti itu?  Tentu saja, Pelangi yang indah dan cantik akan muncul setelah hujan badai menerpa. Untuk menjadi petinju hebat seperti Muhammad Ali, kamu harus meluangkan waktu yang panjang untuk berlatih, menahan rasa sakit diseluruh tubuh karena pukulan yang bertubi-tubi, dan merasakan kekecewaan yang mendalam ketika gagal memenangkan suatu pertandingan.

            Kamu tidak pernah bisa menjadi pengusaha yang sukses, kecuali kamu bisa menghargai risiko, menerima kegagalan yang datang berkali-kali, dan investasi waktu gila-gilaan serta mengorbankan keluargamu hanya demi sesuatu yang belum tentu menghasilkan.

            Kamu tidak bisa memiliki pasangan yang cantik parasnya, aroma tubuhnya yang wangi, pemikirannya yang cerdas, dan dekat dengan tuhannya, kecuali kamu bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa setingkat dengannya.

            Dari serangkaian analogi diatas, maka akan muncul sebuah pertanyaan baru yang lebih relevan yakni, "Rasa sakit apa yang ingin kamu tahan?". Poinnya adalah untuk mencapai titik tertinggi dalam hidup membutuhkan perjuangan panjang yang penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan. Sebab, jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh dengan tangisan dan rasa malu.

            Kita semua pasti pernah membayangkan berada di titik tertinggi dalam hidup, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar menginginkannya jika kita tidak pernah terbangun dan mewujudkan hal itu. Dan jika itu benar terjadi, berarti saya dan kamu sama saja, hanya mencintai hasil akhir tanpa mau mengetahui bagaimana jalan yang harus dilalui untuk bisa sampai ditahap itu. Hanya bisa tenggelam dalam angan-angan semu yang tak pernah terwujud untuk selamanya.

           Sumber tulisan: Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat - Mark Manson (2018)

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun