Mohon tunggu...
Rid Rachman
Rid Rachman Mohon Tunggu... -

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tol Laut Jokowi-JK Program Asalan Untuk Rakyat

22 Juni 2014   09:41 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:51 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Tol laut adalah jalur transportasi laut yg dibangun dari ujung timur sampe ujung barat atau utara selatan indonesia dengan fungsi mengangkut barang2 / komoditas yg diperlukan antar daerah. Dengan menggunakan kapal2 khusus barang & besar yg tiap waktu mengangkut barang”

Menyimak apa yang disampaikan di atas oleh dua pasangan nomor urut 2 tetang Tol Laut yang menjadi program kerja bila kelak terpilh menjadi presiden dan wakil presiden 2014-2019 menuai berbagai pertanyaan, pertanyaan yang paling mendasar disini, yaitu sebegitu pentingkah penambahan kapal pengangkutan barang?

Berbicara sebuah Program apapun namanya rumusan yang pertama kali dibangun adalah pengertian. Pengertian dari segi bahasa menjadi hal yang sangat penting untuk dipakai tujuannya  agar mudah dimengerti dalam pelaksanaan sesuai nomenklatur untuk sesuai yang dicapai. Katakanlah “Gemar Makan Ikan” sebagai salah satu contoh penggunaan bahasa. Disini sangat jelas apa yang dimaksud dengan “Gemar Makan Ikan,” yaitu sebuah program peningkatan gizi manusia dengan cara mengenal ikan yang akhirnya memunculkan rasa suka dengan tidak meninggalkan jumlah ketersediaan Ikan sebagai objek analisis. Artinya Program ini dilakukan atas azas manfaat ikan yang keberadaannya sangat melimpah di sekitar tempat tinggal bahkan hampir di seluruh Indonesia.

Apabila kita lembali pada Program Tol Laut yang diusung oleh kedua pasangan jumawa Jokowi-JK yang sering menyerang lawan disela debat dan dialog sehingga menimbulkan kesan kurang beretika dalam berpolitik ini sangat tidak sejalan dengan apa yang penulis sampaikan di atas. Pertama, dari sisi pengertian akan sebuah bahasa untuk dimengerti sebab akan sejalan dengan implementasi sangat tidak tepat. Kedua, tidak ada azaz manfaat untuk masa sekarang ini. Mari kita coba menganalisanya kembali program tersebut...

“Tol laut adalah jalur transportasi laut yg dibangun dari ujung timur sampe ujung barat atau utara selatan indonesia dengan fungsi mengangkut barang2 / komoditas yg diperlukan antar daerah”

Kalau pengertiannya seperti hal di atas sesungguhnya tanpa tol pun orang bisa ngangkut barang tanpa persoalan yang berarti dimasa sekarang ini. Selain itu Tol Laut sendiri adalah bahasa yang tidak tepat sebab Tol dan Bay Pass dibangun dengan alasan mengurangi kemacetan akibat pembludakan kendaraan sementara Tol Laut yang Jokowi maksudkan adalah penambahan jumlah kapal dalam skala yang besar. Jelas sekali ini berlawanan dan sesungghnya sudah memberikan ketimpangan pengertian.

Kita sudah melihat penjelasan Jokowi tentang hal tersebu sehingga menimbulkan pertanyaa, Ini program apa? Parahnya Jokowi menggunakan harga semen yang mencapai 700 ribu bahkan 1 Juta rupiah di Irian Jaya. Kata siapa? Perlu untuk diketahui harga itu hanya terjadi pada beberapa daerah di Irian Jaya yang tidak bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan darat seperti halnya Jaya Wijaya sehingga harus menggunakan helikopter. Kalau persoalan ini dijadikan kerangka pikir Jokowi dan timsesnya, saya mau bertanya pada mereka, diamana solusi penurunan harga tersebut bila yang ditambahkan adalah kapal untuk mengatasi hal ini, bukannya semen tersebut juga menggunakan kapal untuk dibawah masuk ke Irian Jaya?

Mestinya pada kondisi alasan demikian yang harus ditambahkan bukan jumlah kapal akan tetapi akses masuknya berupa pembuatan jalan yang menjadi solusi penurunan harga semen tersebut.

Selain itu persoalan Laut Indonesia tidak mengalami masalah yang signifikan persoalan pengangangkutan. Semua penlayanan angkutan laut sekarang ini berjalan dengan baik. Bahkan banyak pengusaha kapal yang berhenti bahkan bangkrut karena banyaknya kapal yang beropreasi yang berakibat pada ketidakseimbangan jumlah kapal dengan jumlah pengangkutan yang relatif kecil. Artinya kapal yang ada sudah bisa dikatakan mumpuni untuk digunakan dalam melayani pengangkutan barang. Jika hal ini ditambahkan dalam jumlah yang banyak bisa dipastikan sangat membuang anggaran dalam jumlah besar karena kemubaziran. Jokowi tidak memahami ini sehingga terlihat asal-asalan.

Mengingat bangsa ini sedang dihadapkan dengan penggunaan barang impor yang luar biasa besarnya secara otomatis kapal yang dikatakan itu tidak punya manfaat lebih sebab pengiriman import ke dalam negara dengan menggunakan kapal yang berada di luar sana atau pada negara yang melakukan eksport ke Indonesia. Dalam persoalan kenyataan seperti ini hal yang paling penting untuk dilakukan pemerintah akan datang adalah  menciptakan produksi besar-besaran dari dalam negeri sehingga ekspor pun dapat dilakukan dalam skala yang besar sepertinya china dan bangsa industri lainnya. Tingkatkan penambahan jumlah armada dan pengawasan bila itu tentang peningkatan produksi perikanan, tingkatkan produksi pertanian dan kehutanan melalui pemanfatan lahan rusak dan lahan yang masih baik. Gas dan sumberdaya alam lain pun demikian, semua harus ditingkatkan sehingga menjadi komuditi yang dapat diekspor ke bangsa lain. Bila ini berhasil dilakukan oleh bangsa Indonseia itupun tidak tercipta dalam kurung waktu yang singkat akan tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lalu manfaat dari penambahan jumlah pengangkutan kapal ke depan oleh Jokowi bila menjadi presiden bukannya ini sebuah pekerjaan yang sia-sia,tidak bermanfaat serta sangat merugikan negara?

Bangsa ini sekarang tidak terlalu memiliki persoalan pengangkutan barang dengan kapal. Silahkan dicari berapa besar barang yang tertinggal digudang pengusaha karena tidak dapat diangkut akibat kurangnya jumlah kapal angkutan barang. Silahkan dicari berapa besar persoalan pengangkutan begitu mendesaknya sehingga program seperti ini menjadi primadona programnya Jokowi terhadap bangsa dan negara ini kelak bila menjadi presiden?

yang jelas pemikiran seperti ini sangat tidak nyambung dan kesan mengada-ngada yang hanya digunakan untuk menarik simpati rakyat yang tidak mengerti yang hanya merasa wah ketika mendengar program seperti ini. Hal demikian tidak ubah bila kita mau katakan Jokowi sedang menyampaikan program Asalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun