Ahmad Syafii Maarif
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, yang juga tokoh dihormati di kalangan JIL (Jaringan Islam Liberal) Ahmad Syafii Maarif, kerap membuat sensasi, sekaligus jadi senewen dalam sebulan terakhir ini, lewat pernyataan-pernyataan yang membuat kuping panas di kalangan politisi maupun polisi. Salah satu politisi PDIP yang kena tajam lidahnya adalah Junimart Girsang. Pada satu kesempatan, Junimart menyebut Syafii sebagai orang 'Tedjo'. Junimart melakukan blunder pernyataannya sebagai akibat dari sikap Buya, biasa dia dipanggil, yang meminta Jokowi agar tidak melantik Budi Gunawan.
Junimart yang mewakili sebagian pernyataan para politisi PDIP yang kurang lebih sama sikapnya, merasa kecewa atas pernyataan Buya. Junimart dengan jantan meminta maaf kepada Buya atas pernyataan tersebut. Pernyataan Junimart tidak memberi dampak apa-apa. Peran dia sebagai Tim 9 jauh memiliki kadar isi pernyataannya, sehingga lebih gampang diterima oleh semua kalangan. Permintaan pembatalan dilantiknya Budi Gunawan murni datang dari dia sebagai pribadi yang mewakili tokoh agama.
Seandainya bukan Buya yang ngomong, maka sudah pasti si Buya ini  jadi sasaran tembak kriminalisasi oleh pihak polisi. Tengok saja apa yang terjadi pada Deni Indrayana (Mantan Wamenkumham), Yunus Husein (Mantan ketua PPATK), dan beberapa tokoh yang kelewat galak menentang institusi kepolisian.
Tak ada rasa ketakutan pada si Buya, Â Perjuangannya mendukung KPK terus dia kobarkan. Keberhasilan pertama, yakni pembatalan dilantiknya Budi Gunawan belumlah selesai. Masih banyak rintagan ke depan yang harus diperjuangkan. Dan kini yang tampak yang harus diselesaikannya, yakni permintaanya agar Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komjen Budi Waseso dicopot dari jabatannya atau diganti.
"Lebih baik dicopot saja Kabareskrim-nya jika masih mengkriminalisasi KPK dan instansi lain," kata Ahmad Syafii seusai menggelar diskusi tentang kepemimpinan dan kemajemukan negara di Jakarta, Selasa (Kompas, 24/2/2015) sore.
Bareskrim dibawah kepemimpinan dia dianggap selalu mempermasalahkan kasus kecil dengan mengarah kepada pejabat tinggi negara. "Yang dituduhkan kepada KPK dan pimpinannya selalu kasus kecil. Mengapa mengurus kasus sekelas kacang goreng kalau tidak ada maksud tertentu?" ujarnya.
Bukan hanya dua Budi yang membuat keblinger seorang Buya, tetapi dalam hal ini, dia tak segan-segan meminta Presiden agar mengambil sikap atas tindakan dan upaya melemahkan KPK. Buya menilai percuma jika Jokowi menyelesaikan hubungan KPK vs Polri tanpa didorong penghentian proses kriminalisasi KPK. Salam damai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI