Mencabut Subsidi BBM tidak semudah mencabut paku. Untuk urusan mencabut paku, setiap orang mampu melakukannya. Seorang tukang tambal ban di pinggir jalan sangat lihay mencabut paku sekalipun mata sudah terkantuk-kantuk tanda lelah karena seharian bekerja dijemur matahari. Begitu pun seorang buruh bangunan demikian mahir mencabut paku yang menempel pada kayu-kayu yang tidak terpakai walaupun matanya harus berjuang melawan debu yang datang dari reruntuhan kayu-kayu lapuk.
Sedangkan mencabut subsidi BBM tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya seorang presiden yang diberi wewenang untuk memutuskan tidaknya dicabutnya subsidi BBM. Karena urusan mencabut subsidi BBM membuat Jokowi sempat sombong dengan janji sebelumnya pada saat kampanyenya dengan gagah dan tanpa tedeng aling-aling siap mencabut subsidi BBM. Namun kemudian, dia mengalami down ketika dia meminta SBY untuk menaikan BBM namun sejurus kemudian SBY menolak dengan tegas. Mau tak mau Jokowi harus siap menelan. Kali ini yang ditelan Jokowi bukan hanya lidah tetapi kepercayaan diri di atas segala-galanya.
Jika tukang tambal ban dan buruh bangunan memiliki keahlian mencabut paku didorong karena urusan dapur. Bukan urusan dapur mereka sendiri, tetapi juga keluarga mereka. Andai Jokowi nanti jadinya mencabut subsidi BBM harus juga memperhatikan dapur orang banyak. Dapur yang dimaksud yakni; Kebutuhan pokok dapat dibeli murah dan biaya transportasi tidak naik meski dicabutnya subsidi BBM.
Selama ini yang sering terjadi dari akibat naik harga BBM. Harga-harga kebutuhan pokok selalu ikut naik karena dipicu oleh ongkos transportasi naik akibat naiknya harga BBM. Selain itu, ongkos transportasi, khususnya angkutan kendaraan umum pun ikut naik. Strategi apa yang harus diterapkan oleh Jokowi jika harus mencabut subsidi BBM tanpa harus merusak urusan dapur ?.
Strategi yang paling gampang untuk Jokowi agar terjadi harmonisasi antara mencabut subsidi BBM dengan tidak ada kenaikan ongkos transportasi, yakni :
- Ketika Subsidi BBM dicabut, Pemerintah menyediakan harga BBM dua kali lebih murah dari harga BBM untuk kendaraan pribadi. Jika BBM untuk kendaraan pribadi Rp. 11.000, untuk kendaraan umum Rp. 6.000. Pelaksanaan di tiap SPBU harus disediakan BBM untuk kendaraan umum, bis atau angkot. dan kendaraan angkutan barang dan juga kendaraan pribadi.
- Ketika Subsidi BBM diperlakukan, pemerintah harus berani mengawasinya, caranya pemerintah harus mengeluarkan Surat Ijin Usaha Angkutan (SIUA) kepada pengusaha angkutan. SIUA ini harus diperlihatkan pada petugas SPBU saat mengisi BBM, tanpa ada SIUA, petugas SPBU harus menolak.
Memadukan mencabut subsidi BBM dengan ongkos murah adalah harapan seorang Jokowi. Jokowi tetap ditagih dengan janjinya harus mencabut subsidi BBM, namun demikian hendaknya mencabut subsidi BBM tidak dibarengi oleh masalah dapur. Maka dari itu tidak ada salahnya Jokowi belajar dari tukang tambal ban dan buruh bangunan. Mereka mencabut paku tanpa merasa menyakiti diri dan disakiti orang lain. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H