Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jakarta Akan Tenggelam

24 September 2014   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Satu hal yang menjadi permasalahan utama di Jakarta adalah kemacetan, bukan banjir. Banjir hanya terjadi sekali setahun di Jakarta. Kota-kota lain pun di dunia tak dapat dilepaskan dari banjir. Beberapa lalu, Singapura dilanda banjir, begitu pun dengan London, Inggris, pernah juga mengalami banjir. Bahkan Mekkah pun yang jarang hujan lebat pernah mengalami banjir ketika hujan turun deras. Jadi anda atau siapa pun sebagai warga Jakarta tak perlu malu jika kota mengalami banjir. Anggap saja banjir itu jadi hiburan tahunan.

Kembali ke awal bahwa yang menjadi masalah utama di Jakarta adalah kemacetan. Kemacetan di Jakarta dari hari ke hari kian parah. Kemacetan di Jakarta tidak hanya melanda pada sudut-sudut perkotaan, tetapi juga merambah pada komplek-komplek perumahan, akibatnya anak-anak sekolah dan para pegawai kantoran harus bergegas berangkat lebih pagi untuk menghindari terjebak pada beberapa titik kemacetan.

Alasan utama kemacetan di Jakarta, yakni meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Jakarta tanpa diiringi kapasitas jalan yang ada. Melihat situasi tersebut, Pemda DKI Jakarta tidak dapat menyalahkan warganya, apalagi melarang warganya membeli kendaraan, selama warga mampu membeli kendaraan, dan berani membayar pajak, selama itu pula pemerintah tidak berhak mencegahnya. Lagipula warga membeli kendaraan memiliki alasan kuat diantaranya :


  1. Kendaraan umum tidak memberikan kenyamanan. Trans-Jakarta sekarang belum mampu memberi pelayanan yang maksimal. Disamping sering terjebak kemacetan, juga acapkali seringkali telat;
  2. Kendaraan umum, selain trans-Jakarta, misalnya mikrolet atau kopaja seringkali ngetem, menunggu penumpang, dan paling parah supirnya sering mengemudikan ugal-ugalan;

Akibatnya dari keadaan tersebut, maka sangatlah wajar jika  warga DKI Jakarta beralih mengganti dengan kendaraan pribadi, Karena kendaraan pribadi selain lebih cepat dan sampai tujuan, juga tak kalah pentingnya kendaraan pribadi memberi rasa aman dan nyaman.

Untuk mengatasi permasalahan kemacetan tersebut, pemda DKI Jakarta harus melakukan langkah-langkah efektif keluar dan kedalam dalam memecahkan permasalahan macet di Jakarta. Keluar artinya mengobati, sedangkan kedalam artinya mencegah.

Untuk mengobati kemacetan di Jakarta, Pemda harus melakukan langkah-langkah yang membangun kesadaran manusia, dengan cara ;


  1. Pemda DKI Jakarta harus menyediakan seluas-luasnya kendaraan umum yang aman, nyaman, dan murah untuk penumpang, tidak hanya trans-Jakarta, tetapi untuk kendaraan umum lainnya;
  2. Memperbanyak jalur sepeda;
  3. Memperbanyak taman dan penghijauan di setiap jalur sepeda dan kendaraan umum lainnya;
  4. Membeli kendaraan berbahan bakar gas untuk disewakan ke masyarakat umum, andai saja ada keluarga yang membutuhkan. Misalnya dalam rangka arisan, atau kepentingan keluarga lainnya. Tentu saja dengan tarif sewa yang dapat terjangkau oleh masyarakat;
  5. Terakhir yang tak kalah pentingnya, berdayakan tukang ojek sebagai kendaraan umum yang aman.

Sedangkan untuk mencegah agar Jakarta tidak dijadikan tempat arisan kendaraan. Pemda DKI Jakarta dapat menggunakan jurus dewa mabuk. Jurus dewa mabuk yang dimaksud memberi rasa tidak aman bagi warga yang memiliki kendaraan atau mereka yang berkeinginan membeli kendaraan, bukan berarti melarang, dengan cara ;


  1. Pemda DKI Jakarta mengenakan pajak berjenjang pada kendaraan pribadi. Makin tua usia kendaraan, makin tinggi pajaknya;
  2. Membatasi lahan parkir. Apa yang dilakukan oleh Ahok sudah bagus, dan perlu diperbanyak lagi pembatasan lahan parkir, dengan demikian, parkir sembarangan harus didenda semaksimal mungkin;
  3. Pemda DKI Jakarta harus mengenakan pajak yang lebih besar untuk rumah yang menyediakan garasi mobil.

Mengatasi kemacetan di Jakarta memang tidaklah gampang, tetapi harus diupayakan semaksimal mungkin dengan baik dan tepat. Tentunya tak kalah penting, penegakkan hukum yang dapat memberi efek jera bagi si pelanggar aturan. Jika kondisi kendaraan di Jakarta tidak ditangani sekarang, dikhawatirkan dalam beberapa tahun yang akan datang, Jakarta akan tenggelam oleh bertumpuknya kendaraan yang sibuk hilir-mudik mengisi jalanan ibukota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun