Sumber Photo : www.negarahukum.com
Tidak ada rotan, akar pun jadi. Tidak jadi Kapolri, Wakapolri pun tidak apa-apa. Begitulah apa yang ada dipikiran seorang BG. Dia pikir," Tak harus malu, apalagi harus mengundurkan diri, selama proses hukum bersih, tentu tidak menjadikan masalah untuk dia.
Menjabat Wakapolri tidak menjadikan status dan gengsinya kalah popularitas dari Kapolri. Wakapolri itu jadi batu loncatan untuk dia, setidaknya dia memiliki imunitas hukum dari segala dakwaan hukum yang menjeratnya. Kalaupun, status hukumnya dilimpahkan ke internal polisi itu sendiri, tetapi masa iya, polisi ecek-ecek berani memeriksa orang nomor 2 di kepolisian. Sedangkan BH saja yang orang nomor 1 ketar-ketir, alias keluar keringat dingin bilamana dihadapkan harus memeriksa BG. Jadi jelaslah, aroma tak sedap menyeruak dengan ditunjuknya BG sebagai Wakapolri.
Memang tidak ada calon yang selevel BG? sehingga cuma ada satu calon, yakni BG itu sendiri. Pertanyaan itu tidak dianggap sebuah pertanyaan, tetapi bentuk klarifikasi. Kira-kira begini pertanyaan yang benar begini,"Siapa yang berani melawan BG?"
Jawabannya : Tidak ada satu pun yang berani melawan BG. BG yang anak masnya Mega ditakuti pihak kawan, dan disegani pihak lawan. BG berkontribusi sumber biaya dan tenaga upaya pemenangan Jokowi pada pilpres lalu. Ibarat kata isi perut dan otak Jokowi saat pilpres lalu ada dalam ruang kendali otaknya. Maka kagak usah heran, pantas saja begitu gamangnya seorang presiden sekelas Jokowi memutuskan pengganti BG. Sampai-sampai harus konsultasi pada Prabowo, lawan politiknya. Tentu tidak hanya Jokowi, JK pun demikian, Bahkan JK inilah yang paling ngotot menuntut BG dijadikan Kapolri. Herannya anggota DPR dari KMP manut menyutujui BG jadi Kapolri, hanya demokrat malu-malu menyetujui BG sebagai calon Kapolri. Dan yang paling lucu, BG dapat dukungan dari LSM IPW (Indonesian Police Watch). Begitu kuatnya peran BG dimata semua pejabat di Indonesia.
Lantaran tekanan publik makin hebat. Jokowi membatalkan BG sebagai Kapolri. Dipilihlah BH sebagai penggantinya. Cerita BG tidak berhenti. Cerita berlanjut dengan dipilihnya BG sebagai Wakapolri. Jokowi, Mega maupun anggota DPR dari KMP/KIH lepas tanggung jawab, karena jabatan Wakapolri adalah wewenang Kapolri. Mereka punya alibi yang milih Wakapolri adalah Kapolri, tidak ada hubungannya dengan Jokowi dan yang lainnya. Setelah ditetapkan jadi Wakapolri, BG merdeka, sebab selangkah lagi toh bakal jadi Kapolri, atau toh dia merasa jadi Kapolri dibanding BH.
Maju mundur tetap cantik untuk BG terus berkibar melawan segala hegemoninya. Para penggiat anti-korupsi hanya terdiam meracau, sambil mencaci maki " Hancur Minah BG Jadi Wakapolri"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H