Pilpres 2014 telah memberikan nuansa baru  untuk alam demokrasi di negeri ini. Nuansa yang dimaksudkan adalah adanya pelbagai perbedaan yang mengikutinya, baik sebelum, selama, maupun sesudah proses pilpres itu berlangsung. Perbedaan itu merupakan data dan fakta tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pilpres itu sendiri, sekaligus sebagai pembanding dari pelaksanaan proses pilpres sebelumnya.
Data dan Fakta Pilpres 2014 diantaranya;
Kompetitif; Pilpres 2014 dianggap sebagai pilpres yang paling kompetitif sepanjang pelaksanaan pilpres yang dipilih langsung oleh rakyat, karena melibatkan 2 calon pasangan capres/cawapres. Akibat ada dua pasangan ini, tensi persaingan pun makin panas diantara dua kubu pendukung capres/cawapres. Pelbagai intrik dan strategi digunakan oleh masing-masing pendukungnya. Dan tak jarang, intrik dan strategi itu menimbulkan fitnah, Seperti yang dilakukan oleh Burhanudin Muhtadi (Kubu Jokowi-JK) atau Fahri Hamzah (Prabowo-Hatta).
Piala Dunia 2014; Penyelenggaraan pilpres 2014 berbarengan dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di Brazil. Jadi ada banyak manfaatnya, perhatian masyarakat tidak terlalu fokus pada hiruk-pikuk pilpres 2014. Jika pelaksanaan pilpres mengikuti siklus 5 tahunan, Maka kita akan menemui kembali pelaksanaan pilpres berbarengan dengan piala dunia, yaitu piala dunia 2034.
Golput; Pilpres 2014 menimbulkan gairah politik bagi siapa pun. Kehadiran Jokowi turut memancing orang-orang yang tadinya menjadi golputer bertahun-tahun menjadi peduli untuk ikut partisipasi pilpres ini, Seperti Indro Warkop, Glen Fredly, Butet Kertarejasa.
Media; Pilpres 2014 menjadikan perang terbuka antara kedua media televisi, TV One (Prabowo-Hatta) dan Metro TV (Jokowi-JK). Kedua media tersebut sama-sama bersaing menyajikan berita keunggulan pasangan capres/cawapres yang didukungnya. Di luar dari media tersebut, masih ada media-media lain yang ikut meramaikan dukungannya, seperti, Republika, Sindonews, Rakyat Merdeka (Prabowo-Hatta) dan Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos (Jokowi-JK). Netralitas media pada pilpres 2014 sudah diabaikan. Hal itu terjadi akibat dari adanya perselingkuhan si pemilik media dengan partai politik yang didukungnya.
Ruhut Sitompul; Inilah yang menarik dari pilpres 2014, adalah dukungan Ruhut Sitompul ke kubu Jokowi. Disebut menarik lantaran Ruhut ini sang pengkritik Jokowi, baik saat jadi wagub maupun saat pencalonan jadi cawapres, selain itu Ruhut pun kerap mengkritik Jusuf Kalla. Penulis sengaja memasukan nama Ruhut karena Ruhut ini yang menjadi kunci pembeda pilpres 2014 jadi menarik.
Media Sosial; Pilpres 2014 ada disaat berkembangnya media sosial, seperti facebook dan twitter. Jadi segala hal yang berkaitan dengan pilpres akan menjadi sorotan media sosial. Media Sosial ini juga berperan sebagai iklan gratis, seperti kompasiana bagi capres/cawapres.
Kampanye Hitam; Kampanye hitam biasa terjadi di setiap penyelenggaraan pilpres. Namun yang berbeda dari penyelenggaraan pilpres 2014, yakni jumlah  kampanye hitam lebih banyak dari pilpres-pilpres sebelumnya.
Jadi itulah data dan fakta pilpres 2014 yang bisa disampaikan, data dan fakta di atas tidak mengikuti variabel-variabel yang tepat, karena penulis hanya menyajikan data dan fakta berdasarkan opini penulis. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H