Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Berharap Mujizat untuk Timnas

27 November 2014   21:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Paska diluluh-lantahkan Filipina 4-0, Timnas Indonesia hanya berharap menang melawan Laos. Harapan yang lebih tinggi lagi gol yang disarangkan ke gawang Laos 5 gol melebihi golnya Filipina saat membantai Timnas dan Laos, sambil berharap Vietnam tergelincir kalah 5 gol oleh Filipina. Berharap boleh, kan? tidak ada aturan yang melarang, sama halnya dengan bermimpi Timnas  bisa bermain di World Cup.

Kemenangan lawan Laos bukanlah harga mati, karena meskipun menang akan percuma saja jika Vietnam mampu menaklukan Filipina. Timnas akan gigit jari untuk kesekian kalinya harapan menjuarai AFF sirna sudah. Dan kembali lagi kita hanya berharap lagi untuk AFF 2016.

Kemenangan atas Laos bukanlah perkara gampang. Laos yang jelas-jelas sudah tersingkir berusaha jaga gengsi mempecudangi Timnas. Mereka sepertinya ingin seperti Filipina yang membungkam Timnas Indonesia. Sebuah kebanggaan yang tak dapat dibandingkan dengan Filipina itu sendiri jika Laos dapat mengalahkan Timnas Indonesia. Kalau Filipina dapat mengalahkan Timnas Indonesia dengan mengandalkan seluruh pemain naturalisasi,  sementara Laos bertumpu pada pemain lokal. Apa tidak bangga?

Keyakinan Laos untuk mengalahkan Indonesia, mesti ditanggapi dengan perhatian ekstra oleh Timnas. Bola itu bundar segala kemungkinan selalu terjadi. Ingat apa yang terjadi dengan Filipina. Bayangkan saja selama 20 tahun Filipina selalu jadi lumbung gol para pemain Indonesia. Syak-wasyangka tanpa diduga Filipina berubah jadi monster. Tak tanggung-tanggung, Kurnia Mega harus memungut 4 gol yang dijaringkan Filipina.

Indonesia harus binasa ditelan mentah-mentah oleh Filipina, dan untuk pertama kalinya Indonesia harus nyembah-nyembah Filipina. Timnas tak usah cari-cari alasan bahwa Filipina menggendong pemain naturalisasi. Bukankah Filipina 2 tahun yang lalu dikalahkan Timnas kita juga menggendong pemain naturalisasi. Lagi pula, rasanya tidak elok menilai Filipina seperti. La wong Timnas kita juga dihuni oleh beberapa pemain naturalisasi, tidak ada bedanya, kan?

Harapan mujizat kita ada dua. Pertama, semoga pemain Indonesia tidak patah semangat paska ditaklukan oleh Filipina, dengan mengembalikan kepercayaan diri menyingkirkan Laos, dan selanjutnya Filipina berbelas kasih kepada Indonesia dengan membungkam Vietnam.

Harapan itu selalu ada, buat rakyat  Indonesia yang selalu berharap. Semoga ada Mujizat buat Timnas Indonesia. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun