Relawan istirahat di atas mobil yang hancur diterjang tanah longsor di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014). Sampai pukul 15.00 WIB, total jumlah korban longsor yang berhasil dievakuasi sebanyak 34 orang.
Seketika mata memandang miris Banjarnegara. Kota yang terkenal dengan kuliner dawet ayu harus merenggang alam. Alam mabuk hingga  menggeliat dan muntah sepanjang dua hari lalu. Sejak Kamis, 11 Desember 2014. Muntahan alam berupa  longsor terjadi di Wanayasa, Karangkobar, dan beberapa daerah lain di Banjarnegara.
Tentu saja muntahan tersebut bukan barang mainan, tetapi suatu bencana yang membawa korban dan permasalahan sosial paska terjadinya bencana. Hal tersebut, hendaknya menjadi perhatian serius bagi kita yang masih diberi keberuntungan. Coba rasakan, jika saja bencana tersebut menimpa keluarga kita. Tentunya kita pun akan merasakan kesedihan yang mendalam oleh sesuatu yang tidak diharapkan.
"Dari laporan tadi pagi saja sudah ada sekitar 577 pengungsi, dan perkiraan ada 88 orang yang masih tertimbun," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seperti dikutip Kompas.com, seusai menghadiri Pelantikan Pengurus Pusat Kagama di Balai Senat UGM, Minggu (14/12/2014).
Proses pertolongan terhadap korban longsor di Banjarnegara adalah  harus menjadi perhatian utama. Pertolongan untuk para korban bukan saja tugas dari  Badan SAR Nasional dan tim SAR gabungan. Tetapi terbuka bagi warga, relawan, dan partisipasi masyarakat yang berminat untuk sekedar menyumbangkan tenaga dan bantuan barang. Dari Informasi Nyoto, anggota Badan SAR menyebutkan bahwa bantuan relawan terhadap bencana longsor Banjarnegara terus berdatangan dan jumlah mereka yang ikut memberi bantuan terbilang besar, walaupun menimbulkan kekhawatiran.
Keberadaan relawan, di satu sisi membantu, tetapi di sisi lain, ujar Nyoto, bisa menimbulkan celaka lantaran mereka tidak dibekali dengan pengalaman menolong. Selain itu, banyak relawan yang tidak mempunyai kualifikasi sebagai rescuer atau penyelamat. (kompas, 15/12/14).
KOMPAS.com/ICHSAN SUHENDRA
Anang Hermansyah dan Ashanty
Lain cerita pilu di Banjarnegara, Hal kontras terjadi di Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Pondok Indah. Cerita sedih para korban longsor Banjarnegara, seolah tersihir hilang oleh sebuah acara reality show berlangsung. Dari rumah sakit itu, proses Ashanty melahirkan putra pertamanya disiarkan secara live oleh RCTI pada pukul 13.00-16.00 WIB, Minggu (14/12/2014), dengan judul acara Anakku Buah Hati Anang Ashanty.