Twitter - Iklan viral Indosat yang dinilai merugikan citra Bekasi
Gara-gara iklan yang dianggap sebagai bentuk penghinaan oleh sebagian besar yang merasa orang Bekasi atau memiliki leluhur tinggal di Bekasi, Indosat yang mengeluarkan blunder iklan tersebut disomasi. Ratusan orang Bekasi akan melakukan aksi demo, memprotes iklan viral Indosat. Dibandingkan dengan aksi demo damai yang terjadi di Paris dalam rangka mengenang korban penembakan Charlie Hebdo, yang konon kabarnya mengalahkan massa yang merayakan kemenangan Perancis pada World Cup 1998. Sedikit atau banyaknya yang ikut demo tidak mengurangi esensi dari apa yang menjadi protes itu sendiri.
Warga Kota Bekasi yang tergabung dari beberapa organisasi masyarakat akan menggelar aksi unjuk rasa, Senin (12/1/2015), mematahkan kartu Indosat yang mereka miliki. Aksi unjuk rasa tersebut merupakan protes terhadap PT Indosat terkait iklan viral Indosat yang dianggap melecehkan Kota Bekasi. (Kompas.com, 11/1/2015)
Ada kesamaan masalah yang melatarbelakangi ruang lingkup permasalahan itu sendiri antara kasus Charlie Hebdo dan konflik warga Bekasi vs Indosat. Baik si penulis satir Charlie Hebdo dan Indosat melakukan aksinya berlindung pada kebebasan berekspresi tanpa mempertimbangkan dampak atau akibat dari kebebasan tersebut.
Kalau di Perancis sama halnya di hampir negara-negara yang menganut demokrasi liberal. Kebebasan berekspresi bebas tanpa batas dilindungi undang-undang. Jadi wajar saja, bila penulis-penulis satir, tidak hanya Charlie Hebdo mengolok-olok tokoh politik, agama, bahkan Nabi dan Tuhan pun jadi bahan lelucon. Berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Kebebasan di Indonesia bersifat bebas terbatas. Di Indonesia banyak payung hukum. Mulai dari UUD 45, Pasal 28. Ada juga UU ITE. Belum lagi Hukum-hukum yang berlaku di masyarakat, seperti Hukum Adat dan Agama. Ini yang tidak dipahami oleh Indosat.
Indosat sendiri menjelaskan maksud dari perbandingan antara Australia (Aussie) dan Bekasi. Bahwa menurutnya, tidak ada maksud mem-bully Bekasi, tetapi Bekasi dijadikan pembanding disebabkan karena kesamaan ritme "Sie" pada ujung kata Aussie dan Bekasi. Kepala Humas PT Indosat Adrian Prasanto menjelaskan pemilihan kata Bekasi dibandingkan dengan kata dari nama-nama kota lainnya, karena dipandang senada.
Adrian mengatakan, penggunaan kata Bekasi dalam iklannya karena kata "Bekasi" memiliki akhir rima yang senada dengan kata "Aussie". Kata "Aussie" sendiri juga menjadi salah satu bagian dari judul iklan Indosat, yaitu "Liburan ke Aussie lebih mudah dibanding ke Bekasi”. (Kompas.com, 11/1/2015)
Masyarakat Bekasi yang tidak paham maksud materi iklan tersebut menganggap pihak Indosat telah mem-bully kotanya. Terlebih lagi, Bekasi telah menjadi sorotan netizen jadi bahan olok-olokan di media sosial tiga bulan yang lalu. Banyaknya Meme dan Satire mem-bully Bekasi.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Yosuna.com"]
Entahlah alasan Indosat membandingkan Australia dan Bekasi tidak disengaja. Kalau tidak disengaja kenapa yang dipilih Bekasi, yang hanyalah tak lebih besar dari Kota Sydney Austalia. Kalau saja Indosat mau bijak membandingkan harusnya Indosat membuat pembanding Aussie dengan Sulawesi. Ini lebih senada baik dari ritme maupun dari wilayah, Bukankah Australia juga dianggap pula sebagai pulau seperti halnya Sulawesi? tapi tampaknya ini tidak dilakukan oleh Indosat, karena dirasa mungkin tidak menarik, karena tidak menarik inilah alasan ketidaksengajaan tersebut hanya abal-abal.
Fakta yang sebenarnya Indosat sengaja ingin meletupkan lagi olok-olokan tentang Bekasi. Perusahaan yang bergerak sebagai operator komunikasi dan informasi sangatlah naif kalau tidak tahu Bekasi dibully tiga bulan yang lalu. Indosat sudah kepalang basah ketahuan, mandilah sekalian. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H