Kesaktian Jupp Heynckes di  Bayern Munchen akan diuji saat akan menghadapi Real Madrid nanti malam, Leg 1 (25/4/2018) dan Leg 2 (1/5/2018). Ini mungkin sebuah tantangan yang berat buat Opa Jupp. Dikatakan berat karena dia datang kembali melatih Bayern Munchen di saat klub asal Jerman Selatan lagi suasana tidak harmonis setelah dipecatnya pelatih sebelumnya, Carlo Ancelotti.
Carlo Ancelotti dipecat sebagai akibat dari kekalahan Bayern di tangan PSG, 1-4 pada Leg 1 di Stadion Parc des Princes, Paris.  Jupp pun datang disaat yang tepat. Kehadirannya diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan diri skuad the Bavarian. Dan tidak membutuhkan waktu lama menguji kesaktiannya. Di tangan Opa Jupp, Bayern Munchen berhasil membalas PSG di Leg  2 di Allianz Arena, 3-1.
Kemenangan Bayern atas PSG tidak mengubah posisi. PSG tetap jadi juara grup, sementara Bayern runner up. Posisi  runner up malah menguntungkan buat Opa Jupp untuk menguji  kesaktian tangan dinginnya sebab pada babak 32 besar bakal menghadapi klub kuat asal Turki, Besiktas.
Besiktas bukanlah klub kuat di Europa, yang diharapkan untuk menguji kesaktian Opa Jupp. Namun demikian, tidak bisa dibilang dianggap remeh sebelum dibuktikan di lapangan.Kenyataan di lapangan berbicara.
Besiktas jadi korban pertama sama Opa Jupp. Di Leg 1 di kandang Munchen, Besiktas tak berdaya dipermak 0-5, sementara di kandang sendiri, harus mengakui keunggulan Munchen, 1-3. Kesaktian Opa Jupp  lolos melewati hadangan pertama, melangkah ke babak 16 besar dengan modal aggresivitas gol kemenangan 8-1. Â
Di babak 16 besar, Sevilla sudah menunggu. Kali ini lawan yang dihadapi oleh Bayern lebih kuat dari Besiktas. Untuk skala kompetisi Europa, Sevilla adalah tim kuat dan punya tradisi ketat mengikuti dua kompetisi di Europa.Â
Untuk LC memang belumlah berpengalaman dibanding dua klub kuat Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, tetapi jangan salah di Liga Europa,  Sevilla adalah pemegang Liga Europa terbanyak, lima kali  (2005,2006,2013, 2014 dan 2015), sementara bagi Bayern sendiri baru satu kali juara Europa tahun 1996. Selain modal prestasi, modal lainnya dalam menghadapi Bayern adalah keberhasilan sebelumnya menyingkirkan klub kuat Inggris, Manchester United.
Keberhasilan menyingkirkan MU tidak menjadi patokan melemahkan kesaktian Opa Jupp walaupun sedikit menemui kendala di Allianz Arena. Kala di Leg 2, Bayern tidak berhasil menekuk Sevilla. Untung saja di Leg 1, Bayern mampu mengkandaskan Sevilla 2-1 di Ramon Sanchez Pizjuan. Bayern pun lolos ke semifinal, sekaligus membuktikan kembali kesaktian Opa Jupp.
Tentu Real Madrid bukanlah klub asing. Opa Jupp punya kenangan indah saat menangani El Real dengan memenangkan juara LC 1998. Dan ketika membesut Bayern Munchen, Jupp Heynkes pun  punya kenangan manis saat berhasil menyingkirkan Real Madrid di semifinal 2012/2013. Di Allianz Arena menang 2-1, sementara di Santiago Bernabeu menang 3-1 lewat adu pinalti.
Seiring  mundur Jupp dari Bayern paska juara LC 2013.  Real Madrid mulai superior dihadapan Bayern Munchen. Dua kali bertemu Madrid (2014 dan2017), dua kali pula mengalami kekalahan. Kekalahan menyakitkan terjadi pada musim lalu, dimana Bayern harus menelan pil pahit, kalah oleh satu insiden dikartu merahnya Arturo Vidal di menit 84, dan satu gol berbau offside Ronaldo  di menit 104.
 Ajang pertemuan kembali dengan Real Madrid boleh jadi misi khusus balas dendam buat Bayern Munchen. Tetapi bagi seorang Jupp Heynkes sendiri, adalah keinginan untuk membuktikan kesaktiannya mengalahkan The Los Galaticos, sekaligus juga ingin mengulang meraih Treble Winner untuk yang kedua kalinya.