Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bahagia

12 Agustus 2014   16:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Carl Court / AFP Robin Williams. Gambar diambil pada 20 November 2011"][/caption]

Berita kematian Robin Williams sangat mengejutkan semua orang. Bagaimana seorang aktor komedi, comics, sekaligus dubber terkenal Amerika harus mengalami kematian tragis dengan melakukan tindakan bunuh diri? tentunya pasti ada yang salah yang melatar belakanginya hingga dia tega melakukan tindakan yang dibenci oleh semua agama di dunia. Robin Williams memang sebelumnya mengalami kecanduan obat-obat narkotika, dan beberapa kali dia harus bolak-balik datang ke pusat rehabilitasi dalam upaya mengobati kesembuhannya. Tindakan bunuh diri adalah cara untuk menghentikan segala beban masalahnya.

Apa yang dialami oleh Robin Williams hampir sama dialami oleh aktor dan aktris yang mengalami bunuh diri sebelumnya sebagai akibat dari efek kecanduan narkoba. Sudah rahasia umum bahwa aktor dan artis banyak terlibat dengan urusan narkoba. Mereka melarikan diri pada narkoba selain untuk menambah stamina tetapi juga untuk menambah kepercayaan diri. Dengan kata lain hanya narkoba yang menjamin kebahagian mereka.

Mungkin saja benar bahwa narkoba sebagai alat yang menjamin seseorang bahagia, tapi kebahagian ynag ditawarkan narkoba hanya merupakan kebahagian semu. Lepas dari narkoba dia akan merasa kehilangan sesuatu yang penting dalam hidupnya. Lalu kembali menjadi budak narkoba. Saat mereka berusaha mencoba melepaskan diri dengan mengkomsumsi obat-obat penenang lain, keadaan malah tanda runyam. hingga akhirnya mereka melepaskan diri dengan cara-cara mengakhiri hidup.

Lantas dengan cara apa kita menemukan kebahagian selain harus menjadi budak narkoba. Kebahagiaan itu hanya diperoleh dengan cara dan sikap kita memandang hidup dengan kesederhanaan dan dibarengi oleh rasa syukur terhadap segala nikmat yang diberikan-Nya.

Lingkungan artis memang terlalu banyak godaan, tetapi bukan berarti hanyut pada godaan tersebut. Masih ada cara yang bisa untuk melepaskan diri dari pelbagai godaan. Bukankah hidup ini ada dua pilihan, baik dan buruk. Sekirannya narkoba itu mengakibatkan pada pilihan yang buruk, maka segeralah kita melepaskan diri sebelum terlambat atau kecanduan dari perbuatan tersebut.

Apakah anda seorang artis atau pemulung sekalipun bahwa yang namanya kebahagian adalah hak asasi manusia. perbedaannya hanya terletak dari kekayaan dan fasilitas yang dimiliki, sementara kesamaanya bagaimana pekerjaan keduanya mampu memberi manfaat bagi orang lain sekaligus memberi kepuasaan kepada diri sendiri.

Fakta dan Data tentang bahagia, adalah :


  1. Pada dasarnya kebahagian tidak selalu bisa dibeli. Justru kebahagian yang selalu dibeli mengantarkan pada efek komsumtif dan yang paling parah pada kecanduan, termasuk kecanduan negatif.
  2. Kebahagian itu selalu bersifat positif. Jika ada kebahagian bersifat negatif berarti seseorang sudah melakukan penyelewengan makna kebahagiaan.
  3. Kebahagian itu tak perlu dicari-cari, walaupun memang ada yang harus dicari, seperti narkoba itu kalau sudah kecanduan, pastinya mencari-cari.
  4. Kebahagian itu kesederhanaan, maksudnya biarpun harta dan kekayaan kita banyak tetapi dengan tujuan pamer atau upaya menyakiti orang akan sia-sia nilai kebahagian, justru kita harus sebaliknya bahwa dengan harta yang banyak justru harus selalu menampilkan kesederhanaan.
  5. Kebahagiaan itu rasa syukur. Inilah puncak kulminasi seseorang untuk meraih kebahagiaan yang sesunguhnya, dan ini yang mungkin tidak dimiliki oleh seorang Robin Williams dan para pelaku bunuh diri lainnya.


Satu kata untuk menggambarkan seorang Robin Williams adalah Prihatin. Ternyata sekaya dan terkenal seperti Robin Williams tidak menjamin kebahagian. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun