Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komentar Ngawur Ahok Soal Banjir

10 Februari 2015   17:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="562" caption="Banjir di kawasan bundaran air mancur di samping Patung Arjuna Wiwaha, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (9/2/2015). Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah tempat di ibu kota terendam banjir. KOMPAS / LASTI KURNIA"][/caption]

Apa yang ada dalam pikiran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sampai dengan entengnya menyebutkan bahwa bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota belum dalam tahap siaga darurat. Padahal kenyataan di lapangan, banjir kali hampir meluas dari sebelumnya, dan nyaris melumpuhkan seluruh aktivitas warga.

Alasan yang digunakan Ahok bahwa banjir di Jakarta belum dalam tahap siaga darurat lantaran kampung Pulo belum tenggelam. Ukuran Ahok bahwa banjir Jakarta akan disebut darurat bila kampung Pulo tenggelam, bukan pada makin meluasnya wilayah banjir di Jakarta. Ahok kelihatan menganggap sepele dengan situasi banjir di Jakarta. Apakah mungkin pemikiran Ahok bila kampung Pulo yang letaknya di Jakarta Timur, airnya bisa meluas ke Grogol, Jakarta Barat? Jawaban yang normal tentunya tidak, sebab sumber banjir di Jakarta, tidak hanya berasal dari aliran sungai, tetapi juga dari kali dan rusak infrastruktur drainase di Jakarta.

"Saya dibilangin sama (pemerintah) pusat kenapa enggak mau (menetapkan status) siaga darurat, menurut saya belum siaga darurat kok. Kampung Pulo saja belum tenggelam," kata Basuki, di Balai Kota, Senin Kompas, (9/2/2015) malam.

Pernyataan Ahok yang cukup ngawur tidak akan menyelesaikan masalah, justru menimbulkan pertanyaan apa sih kerja Ahok sampai-sampai teganya berkata yang lumayan tidak masuk akal. Kampung Pulo dijadikan darurat banjir. Memang Jakarta itu hanya Kampung Pulo saja, sementara daerah-daerah lain di Jakarta hanya menumpang, sehingga tidak memerlukan perhatian utama seorang Ahok.

Selain karena belumnya Kampung Pulo tenggelam, hal lain yang menjadi alasan belum ditetapkan siaga darurat, yakni kiriman air dari Bogor tidak tinggi, seolah-olah Ahok mau mengatakan bahwa banjir di Jakarta akibat kiriman dari Bagor. Memang benar, hujan deras di Bogor berdampak banjir di Jakarta, tetapi tidak semua wilayah Jakarta banjir akibat kiriman air hujan dari Bogor. Jakarta Barat yang berbatasan dengan Tangerang tidak akan mengalami banjir walaupun hujan deras di Bogor sekalipun. Banjir besar  di Jakarta kemarin sebagai dampak dari derasnya air hujan di seluruh wilayah Jabodetabek.

Bagaimanapun banjir di Jakarta yang sudah melumpuhkan aktivitas warga, dan mengganggu anak-anak sekolah tetap harus dikatakan siaga darurat. Bagaimanapun Jakarta sebagai ibu kota harus mendapat perhatian utama. Pemimpin-pemimpin di Jakarta yang dibutuhkan adalah orang-orang yang bukan sekedar cari muka, omong gede, dan mewacanakan gaji PNS selangit. Tetapi pemimpin yang peduli terhadap nasib warganya. Sekalipun gaji selangit, dan didukung kehidupan beraktivitas terganggu, tidak nyaman, macet, dan banjir. Maka akan melahirkan manusia-manusia yang cuma mengejar gaji dan setoran, bukan manusia yang peduli sesama manusia lainnya. Permios

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun