Mohon tunggu...
Dimas Ridody
Dimas Ridody Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sudah SH. tertarik mengenai kebebasan yang kreatif dan aktif. berjuang tidak memiliki batasan. hanya norma dan agama yang membatasi kita untuk hidup dengan layak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Fenomena Taksi Sekarang: Kayaknya Bisa Nih Taksi Mulai Adu Tarif Layaknya Maskapai

22 Maret 2016   23:29 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini terinspirasi dari kejadian 22 maret 2016 tentang fenomena penolakan supir taksi konvensional atas taksi yang dipesan via online. Nah melihat kejadian tersebut sepertinya kalau memang kurang adil bagi konvensional yang memikul beban berat harus melawan taksi online yang ringan. Ibarat motor 125 CC vs 250 CC . Biarpun rossi pasti kalah kalau pake yang 125 CC.

mending kalau seperti yang terjadi tentu saja harus disamakan dahulu. Taksi online meski mereka bilang private dan tidak semua orang bisa naik (kata seorang perwakilan mitra uber di TV one 22 maret 2016 saya lupa namanya) tapi karena mereka membawa penumpang maka keselamatan penumpang adalah harga mati. Ingat dalam konsep hukum HAM dimana masyarakat menitipkan sebagian hak mereka untuk ditangani negara. Dan negara berkewajiban melindungi masyarakatnya.

ketika sudah berplat kuning, pakai argo resmi , supirnya berlisensi SIM A untuk kendaraan umum sudah silahkan bermain. Boleh juga Traveloka dan tiket.com mulai membuka tiket. Nah promo dimulai . Misal taksi A memberikan diskon 25% untuk transaksi di merchant ABC, taksi B memberikan argo 1/2 harga untuk perjalanan diatas 20 KM. Atau untuk menggunakan hitungan kilometer . 1 kilometer dapat 1 poin. Tiap poin bisa diundi umroh tiap 3 bulan. Fair ? Iya fair banget 

kalau grab dan uber memang murah dan private tidak semua orang bisa naik ya silahkan asal adil semuanya pakai sepatu , semuanya pakai dasi, dan semuanya pakai sabuk pengaman. Seperi industri pesawat terbang yang adil

saya pun penasaran jika ini terjadi apakah sikap taksi online pioneer memutar otak karena memang murni murah atau ada indikasi monopoli dari segi rule of reason

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun