pirolisis) kepada petani UMKM Ngudi Makmur di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.
Melalui program Iptek Desa Binaan Undip (IDBU), dalam rangka pemberdayaan kelompok tani organik. Dosen Undip menghibahkan alat produksi asap cair (Susiana Purwantisati selaku ketua tim IDBU menjelalaskan bahwa alat pirolisis ini berupa satu unit alat pirolisis grade 1 dan grade 2.
Kedua alat ini menghasilkan asap cair grade tinggi yang berpotensi sebagai bahan preservatif makanan yang aman dan ramah lingkungan karena tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk diaplikasikan pada produk makanan.
“Alat grade 1 dapat digunakan untuk melakukan pengawetan makanan siap saji, dengan cara diaplikasikan langsung pada makanan. Sedangkan pada alat grade 2 dapat digunakan untuk pengawetan bahan makanan yang sifatnya masih mentah,” ungkap Susiana Purwantisari.
Menurut salah satu mahasiswa KKN Tematik Undip, asap cair sering dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami karena
mengandung senyawa fenol, karbonil, dan asam yang berperan sebagai antimikroba dan antioksidan.
Rangkaian alat untuk pembuatan asap cair ini terdiri dari reaktor pirolisis, tar scrubber, kondensor, dan unit purifikasi.
Ketua UMKM Ngudi Makmur I, Agus Mawardi mengatakan bahwa dengan adanya alat pirolisis ini sangat bermanfaat bagi dirinya selaku petani maupun sebagai bagian dari UMKM.
Dengan adanya alat pirolisis ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para petani di Desa Kataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H