Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memegang peranan penting dalam industri kelapa sawit Indonesia. Optimalisasi peran BDPPKS menjadi semakin penting seiring dengan komitmen pemerintah terhadap target net zero emisi (NZE) pada tahun 2060 dan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan nasional. Artikel ini akan membahas bagaimana BPDPKS dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan NZE sekaligus meningkatkan pendapatan nasional.
1. Peran BPDPKS dalam industri kelapa sawit
BPDPKS didirikan untuk mengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri. Melalui proyek yang dikelolanya, BPDPKS fokus pada penelitian, pengembangan, dan promosi minyak sawit berkelanjutan. Dalam konteks NZE, BPDPKS dapat menjadi motor penggerak penerapan praktik pertanian ramah lingkungan.
BPDPKS juga dapat mencapai NZE melalui pengembangan inisiatif berkelanjutan seperti biodiesel. "Program mandatori biodiesel merupakan salah satu kunci untuk mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia," tegas Direktur Jenderal Kementerian Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) RI. Yudo Dwiananda Priaadi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menghadiri Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Bali pada Kamis (10 Februari 2023). Hingga September 2023, kontribusi B35 dalam negeri mencapai 8,9 juta kilogram (68%), sedangkan ekspor mencapai 121.000 kilogram, kata Yudo.
2. Mendukung praktik pertanian berkelanjutan
Salah satu langkah yang dapat dilakukan BPDPKS adalah dengan mendukung penerapan praktik pertanian berkelanjutan di perkebunan kelapa sawit, antara lain penggunaan pupuk organik, pengendalian hama terpadu, dan pengelolaan lahan yang berfokus pada kelestarian lingkungan. Dengan memberikan insentif kepada petani dan perusahaan yang menerapkan praktik tersebut, BPDPKS dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan pertanian.
3. Berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan
BPDPKS juga dapat berinvestasi pada teknologi yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan. Misalnya, penggunaan teknologi biogas untuk mengolah limbah cair kelapa sawit menjadi energi terbarukan dapat mengurangi emisi dari pabrik kelapa sawit dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya. Selain itu, pengembangan teknologi manajemen emisi dapat membantu industri memenuhi standar lingkungan yang ditetapkan. Setiap tahun akan semakin banyak emisi karbon yang dikurangi dan energi terbarukan diciptakan melalui teknologi ramah lingkungan.
Perlu adanya optimalisasi pemanfaatan biogas dan tidak menyia-nyiakan kelebihan biogas. Dapat dibangun fasilitas pendukung untuk mengubah biogas menjadi listrik dan menyalurkannya ke pemukiman warga di sekitar PKS atau lintas wilayah dan provinsi. Melalui pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah yang tidak terpakai dapat diubah menjadi energi terbarukan.
4. Peningkatan pendapatan nasional
Dengan meningkatkan praktik keberlanjutan dan efisiensi, BPDPKS juga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan negara. Penerimaan negara bagi BPDPKS dapat dicapai dengan mengenakan pajak pada dunia usaha secara berkelanjutan. Selain itu, industri yang berkelanjutan akan menarik lebih banyak investor sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.